Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Cek Gula Darah Bapak Kos Pemakan Kucing di Gunungpati Semarang, Ini Hasilnya

Aksi pria berinisial NY (33) yang mengonsumsi daging kucing di Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, viral di media sosial.

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Polisi Cek Gula Darah Bapak Kos Pemakan Kucing di Gunungpati Semarang, Ini Hasilnya
Istimewa
Polisi mendatangi rumah NY pemakan daging kucing di Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, Rabu (7/8/2024). 

Selepas dari lokasi kejadian, polisi juga membawa sejumlah barang bukti seperti pisau dapur, penanak nasi, tulang kucing, dan lainnya.

Adapun kepada polisi NY mengaku sudah memakan daging kucing kira-kira 10 ekor dalam satu tahun terakhir.

"Kucing yang dibunuh NY itu kucing liar. Dia terakhir makan tanggal 5 Agustus kemarin," ucap Kapolsek Gunungpati, Kompol Agung Raharjo.

Bahaya Konsumsi Daging Kucing

Kucing tak termasuk sebagai hewan ternak konsumsi. Oleh sebab itu, mengonsumsinya menjadi tindakan yang berpotensi menjadi vektor zoonosis di tengah masyarakat.

Dilansir laman Universitas Airlangga, Dosen Kesehatan Masyarakat Veteriner SIKIA, Prima Ayu Wibawati drh M Si, menyebut mengonsumsi daging kucing sangat tidak etis.

Apabila menilik UU No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diubah dengan UU 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009, ternak memang hewan peliharaan, tetapi diperuntukkan untuk pangan manusia.

“Dari UU itu, daging kucing bukan produk hewan yang masuk kriteria dikonsumsi manusia. Jadi ini merupakan tindakan penyalahgunaan."

Berita Rekomendasi

"Apapun alasan (konsumsi, red) hanyalah dalih untuk menghalalkan dan membenarkan pendapat pengkonsumsi tersebut,” kata Prima.

Ia menyatakan konsumsi bisa memberikan dampak langsung bagi manusia.

Terdapat kebijakan pemerintah terkait pemotongan hewan di Rumah Potong Hewan (RPH).

Ini mengenai perlindungan konsumen untuk memastikan konsumen memperoleh prooduk yang aman, sehat, dan utuh, serta halal (untuk hewan yang halal) sehingga bisa memastikan hewan tersebut memang layak potong.

Ia menyatakan kucing tak ada standarisasi pemotongan hingga pemakaiannya sehingga tak ada jaminan keamanan untuk dikonsumsi manusia.

“Sudah jelas jaminan keamanannya tidak ada. Mulai dari penangkapan, transportasi ternak hingga bagaimana cara penyembelihannya, kita gak tau. Mungkin saja kucing membawa bibit penyakit,” sebutnya.

Akibat tak mempunyai standarisasi jaminan keamanan pangan, potensi zoonosis terpampang nyata dari kegiatan konsumsi daging kucing.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas