Kasus Mahasiswi Dokter Spesialis Undip Diduga Akhiri Hidup Karena Bully Disebut Bukan yang Pertama
Ikasma Tegal mengatakan kasus perundungan PPDS Undip dan RSUP dr Kariadi Semarang memang sering terjadi.
Editor: Erik S
Pihaknya melalui jaringan alumni juga siap melaporkan kasus tersebut ke Kapolri RI.
Baca juga: Dokter Muda Undip Diduga Bunuh Diri Karena Dibully Senior, DPR Minta Polisi Turun Tangan
"Kami mengharapkan keluarga untuk melaporkannya secara hukum, ini karena kehilangan nyawa."
"Laporkan kepada aparat berwenang dan Ikasma Tegal akan mendampingi dan mencarikan lawyer," jelasnya.
PPDS Anestesi FK Undip Semarang Dihentikan Sementara
ARL diduga mengakhiri hidupnya di kamar kos Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, pada Senin (12/8/2024).
Dugaan tersebut tertera dalam Surat Pemberhentian Program Anastesi Undip di RSUP Dr Kariadi bernomor surat TK.02.02/D/44137/2024 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI.
Dalam surat yang juga diterima Tribunjateng.com itu disebutkan Kemenkes juga menyinggung soal dugaan perundungan yang dialami ARL.
Bahkan karena alasan itu juga, Kemenkes meminta agar progam Anestesi Undip di RSUP dr Kariadi Semarang dihentikan sampai dilakukannya investigasi dan langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan jajaran Direksi RSUP dr kariadi maupun FK Undip.
Diketahui, ARL juga merupakan dokter di RSUD Kardinah Kota Tegal.
Baca juga: Biaya Kuliah Jalur Mandiri Undip 2024 untuk Semua Fakultas, Mulai dari UKT Hingga IPI
Sebelum menjalani PPDS Anestesi Undip, ARL bekerja di rumah sakit pelat merah di Kota Tegal itu.
Plt Direktur RSUD Kardinah Tegal, dr Lenny Harlina Herdha Santi saat dikonfirmasi meminta berbagai kalangan agar menghormati proses yang dilakukan pihak berwenang untuk memastikan penyebab kematian almarhumah.
Pihaknya meminta publik tidak berandai-andai terkait kasus meninggalnya ARL.
"Belum dipastikan kebenaran tentang bullying pada almarhumah. Kami percayakan Kemenkes bersama Undip untuk mencari penyebab utamanya," kata dr Leni kepada Tribunjateng.com, Rabu (14/8/2024).
dr Leni mengatakan, almarhumah selama ini menderita sakit karena ada Hernia Nukleus Pulposus (HNP).
Hal itu bisa jadi juga menjadi faktor yang memperberat kondisi almarhumah sebagai residen anestesi.