Bantahan Undip hingga Reaksi Menkes soal Dugaan Dokter Aulia Risma Akhiri Hidup karena Bullying
Berikut bantahan pihak Undip hingga reaksi Menkes Budi Gunadi Sadikin soal mahasiswa PPDS Anestesi Undip, Aulia Risma diduga menjadi korban bullying.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Universitas Diponegoro (Undip) tegas membantah soal dugaan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Undip, Aulia Risma Lestari mengakhiri hidupnya sendiri akibat bullying yang diterimanya selama pendidikan.
Diketahui Dokter Aulia Risma sebelumnya tengah melakukan tugas belajar di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi.
Selama pendidikan, Dokter Aulia diduga mendapatkan aksi perundungan atau bullying dari rekan-rekannya.
Hingga akhirnya Dokter Aulia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Kemudian Dokter Aulia ditemukan meninggal di kamar kosnya pada Senin (12/8/2024).
Di dekat jenazah Dokter Aulia, polisi pun menemukan adanya jarum suntik yang berisikan obat penenang.
Menanggapi dugaan aksi bullying yang dialami Dokter Aulia, Rektor Undip, Suharnomo dengan tegas membantahnya.
Karena menurut Suharnomo, dari hasil investigasi internal Undip Dokter Aulia ini memiliki masalah kesehatan.
Masalah kesehatan itulah yang mempengaruhi proses belajarnya selama menjalani PPDS Anestesi di Undip.
"Berdasarkan investigasi internal kami, hal tersebut tidak benar," kata Suharmono dilansir WartakotaLive.com, Jumat (16/8/2024).
Terkait detail masalah kesehatan yang dimiliki Dokter Aulia, Suharmono enggan menjelaskannya lebih lanjut.
"Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai konfidensialitas medis dari privasi alamarhum, kami tidak dapat menyampaikan detail masalah kesehatan yang dialami selama proses pendidikan," ungkap Suharmono.
Baca juga: Penghentian Sementara Program Studi Anestesi Undip Terkait Dugaan Perundungan Disorot
Reaksi Menkes Imbas Dugaan Bullying pada Dokter Aulia
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan akan memberikan sanksi tegas pada pelaku jika aksi bullying pada Dokter Aulia terbukti benar.
Tak hanya itu, Budi juga menyebut bahwa Kemenkes akan mencabut Surat Izin Praktik (SIP) dan Surat Tanda Registrasi (STR) jika terbukti ada oknum yang melakukan tindak perundungan.
"Kalau ini benar- benar terjadi (perundungan) kita akan pastikan orang yang memperlakukan seperti ini akan berikan sanksi tegas," kata Budi, Kamis (15/8/2024).
Kini Kemenkes pun turun tangan langsung untuk memproses kasus dugaan bullying pada Dokter Aulia ini.
Budi menyebut, pihaknya telah mengirimkan audit dan bekerja sama dengan kepolisian untuk melakukan pemeriksaan.
Hasilnya, kini telah ditemukan buku catatan harian milik Dokter Aulia.
Baca juga: Polisi Selidiki Motif Kematian Dokter PPDS Undip, Sejumlah Saksi Sudah Dimintai Keterangan
Dari buku catatan harian itu akan dilihat perkembangan moral kejiwaan dari Dokter Aulia.
"Kita sudah menemukan buku catatan hariannya. Jadi kita bisa melihat perkembangan moral kejiwaan beliau seperti apa."
"Cukup detail ditulis di buku hariannya. Nanti kita akan conform apakah hal ini benar-benar terjadi," terang Budi.
Akibat kasus ini, Budi pun meminta kegiatan PPDS Anastesi Undip di RSUP Kariadi dievaluasi.
Budi juga menekankan tidak boleh ada praktik bullying dengan alasan menciptakan tenaga yang tangguh dan tidak cengeng.
"Tidak ada lagi perilaku-perilaku bullying seperti ini dengan alasan menciptakan tenaga yang tangguh, menciptakan tenaga yang tidak cengeng."
"Kita bisa menciptakan tenaga yang tangguh tidak cengeng tanpa menyebabkan mereka mati,” tegasnya.
Baca juga: Kemenkes dan Kemendikbudristek Bina FK Undip Usai Kasus Dugaan Pembulyan Peserta PPDS
Tanggapan PB IDI
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Dr Aulia Risma Lestari.
Ketua Umum Pengurus Besar IDI, DR Dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT menegaskan jika pentingnya dukungan kesehatan mental selama pendidikan.
“PB IDI menghormati proses penyelidikan yang masih berlangsung oleh aparat yang berwenang."
"Sementara itu, kami ingin menekankan pentingnya dukungan kesehatan mental selama pendidikan," ungkap Adib pada keterangan resmi, Kamis (15/8/2024).
Pihaknya juga mendorong pembentukan pusat trauma dan evaluasi kesehatan mental secara berkala.
Baca juga: Kemenkes Investigasi Kasus Dugaan Mahasiswa Kedokteran Spesialis Undip Bunuh Diri Akibat Perundungan
Dengan tujuan memastikan bahwa mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran dan spesialis menerima perawatan dan dukungan yang diperlukan.
PB IDI juga meminta agar masyarakat tidak membuat spekulasi apa pun tentang penyebab insiden tersebut hingga penyelidikan selesai.
“Kami percaya bahwa dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan lebih mendukung bagi mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran dan spesialis," kata Adib lagi.
"Mari kita bergandengan tangan untuk mencegah insiden seperti itu di masa mendatang,” tutup Dr Adib.
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Penjelasan Undip soal Mahasiswa Prodi Spesialis Anestesi Bunuh Diri di Kamar Kost.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Aisyah Nursyamsi)(WartakotaLive.com/Joanita Ary)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.