Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Update Kasus Kematian Dokter Aulia: Keluarga Bantah soal Bunuh Diri, Bungkam Isu Bullying

Pihak keluarga Dokter Aulia Risma Lestari membantah kabar kematian Dokter Aulia Risma Lestari disebabkan karena bunuh diri.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Update Kasus Kematian Dokter Aulia: Keluarga Bantah soal Bunuh Diri, Bungkam Isu Bullying
Tribun Jateng/Rahdyan Trijoko
Lokasi kos seorang dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Undip, Aulia Risma Lestari (30) di kamar kos kawasan Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (14/8/2024). | Pihak keluarga Dokter Aulia Risma Lestari akhirnya buka suara terkait kabar Dokter Aulia yang diduga mengakhiri hidupnya karena tindakan bullying yang dialami selama menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip). 

TRIBUNNEWS.COM - Pihak keluarga Dokter Aulia Risma Lestari akhirnya buka suara terkait kabar Dokter Aulia yang diduga mengakhiri hidupnya karena tindakan bullying yang dialami selama menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip).

Kuasa hukum keluarga ARL, Susyanto SH MH mengaku pihaknya tidak bisa menjelaskan dengan detail terkait penyebab kematian Dokter Aulia ini.

Namun yang jelas, pihak keluarga membantah soal dugaan Dokter Aulia meninggal karena bunuh diri atau mencoba mengakhiri hidupnya sendiri.

Susyanto menegaskan, Dokter Aulia meninggal karena sakit yang dideritanya.

"Terkait yang viral katanya, nuwun sewu korban meninggal karena bunuh diri itu kami sangkal."

"Itu tidak benar. Bahwa almarhumah meninggal dunia karena sakit," kata Susyanto, dilansir Tribun Jateng, Sabtu (17/8/2024).

Menurut Susyanto, semasa hidup Dokter Aulia memiliki riwayat penyakit syaraf kejepit dan ketika kelelahan ia akan merasakan sakit.

Berita Rekomendasi

Keluarga menduga, Dokter Aulia kelelahan dan merasakan sakit sehingga dalam keadaan darurat ia menyuntikkan obat anestesi dan kelebihan dosis.

"Intinya pihak keluarga menampik terkait bahwa korban almarhumah itu meninggal dunia karena bunuh diri."

"Kami sebagai kuasa hukum dari keluarga itu menolak berita tersebut," tegas Susyanto.

Terkait dugaan bullying atau perundungan yang dialami Dokter Aulia, Susyanto memilih bungkam.

Baca juga: Dampak Penutupan PPDS Anestesi Undip, Dokter Aulia Akhiri Hidup Diduga Alami Perundungan

Susyanto menuturkan, pihak keluarga hanya akan bicara terkait hal tersebut kepada penegak hukum saja.

Hal itu pun baru akan dilakukan keluarga Dokter Aulia jika penegak hukum meminta keterangan resmi saja.

Karena pihak keluarga khawatir jika informasi itu diungkap ke media akan berujung menjadi fitnah.

Selanjutnya pihak keluarga menyerahkan semua kasus dugaan bullying ini kepada Kemenkes RI.

"Itu kewenangan dari pihak Kementerian Kesehatan untuk menata dapur rumah tangganya."

"Kami hanya sebatas memberikan keterangan apa yang dibutuhkan oleh Kemenkes RI," ungkap Susyanto.

Ada Intimidasi ke Junior PPDS soal Kasus Bullying Dokter Aulia

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengungkap adanya upaya intimidasi dari senior PPDS Anestesi FK Undip, kepada para juniornya.

Bentuk intimidasi ini berupa pelarangan bagi para junior untuk buka suara terkait kasus meninggalnya Dokter Aulia Risma Lestari.

Diketahui, Dokter Aulia diduga mengakiri hidupnya sendiri karena bullying yang diterimanya selama proses pendidikan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Atas aksi intimidasi tersebut, Budi pun memutuskan untuk menutup sementara kegiatan belajar PPDS Anestesi Undip.

Penutupan PPDS Anestesi Undip ini bertujuan agar penyelidikan kasus dugaan bullying yang dialami Dokter Aulia bisa dilakukan secara cepat, bersih, dan transparan.

Baca juga: Kepribadian Dokter Aulia Risma, Diduga Akhiri Hidup karena Perundungan, Suntikkan Bius ke Tubuh

"Itu sebabnya kita berhentikan sementara."

"Supaya penyelidikan ini bisa dilakukan dengan cepat bersih dan transparan bebas dari intimidasi yang sekarang terjadi," kata Budi, Kamis (15/6/2024), dilansir Kompas.com.

Diharapkan penutupan sementara PPDS Anestasi Undip ini bisa menciptakan situasi yang nyaman kepada para mahasiswa, terutama para junior.

Sehingga, para mahasiswa ini bisa bicara lebih bebas soal kasus bullying yang ada di PPDS Anestesi Undip.

Lebih lanjut, Budi menyebut Kemenkes tak berencana menutup permanen PPDS Anestesi Undip.

Nanti ketika kasus bullying Dokter Aulia ini telah selesai, kata Budi, PPDS Anestesi Undip bisa dibuka kembali.

Baca juga: Penyabab Tewasnya Dokter Aulia Risma, Ditemukan Sisa Obat di Kos, Tak Ada Tanda Kekerasan

Budi menambahkan, kini Kemenkes telah berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, untuk menindaklanjuti kasus ini.

Koordinasi ini diharapkan bisa menghapuskan praktik perundungan di lingkungan pendidikan tidak kembali terjadi di kemudian hari.

"Kita berdua ingin benar-benar membereskan dan menghilangkan praktik bullying ini selama-lamanya karena ini tidak baik."

"Bahkan korban jiwa tidak hanya hari ini saja biasanya ditutup-tutupi, baru kali ini saja ini terbuka. Dan kita akan beresin ini secepat mungkin," imbuh Budi.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Kematian Dokter Aulia Karena Bunuh Diri dan Perundungan Dibantah, Keluarga Ungkap Fakta Begini.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)(Tribun Jateng/Fajar Bahruddin Achmad)

Baca berita lainnya terkait Calon Dokter Spesialis Meninggal.

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas