Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Orang Tua Bayi Kembar Siam di Tulungagung, Kehilangan Satu Anaknya usai Operasi Pemisahan

Orang tua bayi kembar siam di Tulungagung menceritakan kondisi anaknya setelah dilakukan operasi pemisahan di RSUD Dr Soetomo

Penulis: tribunsolo
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Cerita Orang Tua Bayi Kembar Siam di Tulungagung, Kehilangan Satu Anaknya usai Operasi Pemisahan
TribunJatim.com/Sulvi Sofiana
Kondisi Arsello bayi kembar siam dempet bokong usai operasi pemisahan dengan saudaranya Arsenio di RSUD Dr Soetomo didampingi tim dokter dan orang tuanya. 

TRIBUNNEWS.COM - Orang tua bayi kembar siam dempet bokong (pygopagus) asal Tulungagung, Jawa Timur, Yenni Dwi (26) dan Yoga Azka (23), menceritakan kondisi anaknya setelah melakukan operasi pemisahan di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Jumat (16/8/2024).

Diketahui, bayi kembar siam Yenni dan Yoga yang berjenis kelamin laki-laki bernama Arsello dan Arsenio. Keduanya lahir pada 17 April 2024.

Kondisi Arsenio setelah menjalani operasi pemisahan tak kunjung membaik.

Selama operasi, kondisi Arsenio kritis dan sempat henti jantung, hingga dokter harus memberikan tindakan resusitasi.

Sayang, Arsenio dinyatakan meninggal pada Selasa (20/8/2024), karena kondisinya tersebut.

Sementara itu, Yenni mengungkapkan kondisi Arsello semakin membaik.

Alat bantu napas yang dipakai Arsello sudah boleh dilepas.

Berita Rekomendasi

"Kondisinya semakin membaik, terus alat bantu pernapasan seperti ventilator intubasi sudah dilepas," kata Yenni, Selasa, dikutip dari akun YouTube TribunJatim Official.

Lebih lanjut, Yenni mengatakan Arsello sudah diperbolehkan minum.

"Sudah diperbolehkan minum sedikit demi sedikit," ujarnya.

Yenni berharap satu bayinya yang masih bertahan tersebut bisa segera sehat.

Baca juga: Serangan Israel Hancurkan Kebahagiaan Keluarga Gaza: Bayi Kembar dan Dua Anggota Keluarga Tewas

Saat ditanya mengenai indikasi bayinya siam, Yenni menjelaskan ia dan suami tidak pernah mengetahui selama kehamilan.

Pasalnya, saat melakukan pemeriksaan kehamilan, tidak ada indikasi penempelan janin.

"Di usia kandungan tujuh bulan ada kecurigaan, tapi saat USG juga kondisi bayi baik dan sempat posisi 69, jadi secara logika tidak mungkin siam. Jadi tidak dilanjutkan USG Fetomaternal," terangnya.

Operasi Pemisahan Dilakukan karena Darurat

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas