Ketika Budayawan, Akademisi, hingga Alam Ganjar Turun ke Jalan Tolak Revisi UU Pilkada di Jogja
Butet Kertaredjasa yang ikut turun dalam aksi "Jogja Memanggil" ini mengajak semua lapisan masyarakat untuk bersatu melawan ketidakadilan.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Aksi turun ke jalan untuk tolak revisi UU Pilkada di Yogyakarta tak hanya dihadiri oleh mahasiswa saja.
Dosen dari sejumlah universitas, budayawan Butet Kertaredjasa hingga Alam Ganjar pun ikut turun dalam aksi tolak revisi UU Pilkada, Kamis (22/8/2024).
Butet yang hadir di gerakan "Jogja Memanggil" mengajak semua lapisan masyarakat untuk bersatu melawan ketidakadilan.
“Situasi negara kita saat ini sudah darurat. Konstitusi kita telah dirusak, dan ini adalah ancaman serius bagi kehidupan bersama,” tegasnya, dikutip dari TribunJogja.com.
Butet juga melontarkan kritik tajam terhadap langkah DPR RI yang menggelar rapat mendadak.
Hal tersebut dinilai sebagai sebuah skenario jahat untuk menggagalkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
"Kalau MK, ya sudah kita manut keputusanya, dan yang bisa mengubah keputusan MK siapa, ya MK sendiri bukan Baleg yang boneka itu."
"Itu 100 persen boneka. Mosok kita dikibulin mau," ujarnya.
Kepada Kompas.com, Butet mengatakan bahwa ia turun ke jalan bukan karena rasa kebencian terhadap seseorang.
Ia turun ke jalan bersama sejumlah seniman untuk menyelamatkan bangsa dan negara.
"Untuk mengembalikan negara. Ini bukan kebencian, tetapi untuk menyelamatkan bangsa yang bertugas seluruh rakyat apa pun profesinya," ujarnya.
Baca juga: Budayawan Butet Kertaredjasa Ikut Aksi Jogja Memanggil, Sebut Situasi Negara Sudah Darurat
Ia juga menyebut bahwa putusan MK tak terbantahkan.
"Minimal kita harus percaya MK tidak terbantahkan, apa yang diputuskan tidak terbantahkan," pungkasnya.
Alam Ganjar Turun ke Jalan
Putra Ganjar Pranowo, Alam Ganjar turut menjadi peserta aksi Jogja Memanggil.