Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Kematian Dokter Aulia, Polisi Tunggu Hasil Autopsi Psikologi Hingga Terima Bukti Dari Kemenkes

Kepolisian saat ini menunggu hasil autopsi psikologi untuk mengetahui penyebab pasti kematian Dokter Aulia Risma Lestari.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kasus Kematian Dokter Aulia, Polisi Tunggu Hasil Autopsi Psikologi Hingga Terima Bukti Dari Kemenkes
Handout/Tribun Jateng
Dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Aulia Risma Lestari. 

Dalam pertemuan yang berlangsung hampir 3 jam, polisi mendapat sejumlah bukti dari tim investigasi Kemenkes.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto mengatakan satu bukti yang diterima pihaknya dari tim investigasi Kemenkes adalah rekaman suara voice note curhat Dokter Aulia Risma dengan ayahnya.

Menurut Artanto, bukti rekaman suara voice note tersebut akan diuji di laboratorium forensik.




"Soal rekaman itu menjadi bahan penyelidikan dan pendalaman," kata Kombes Artanto kepada Tribunjateng.com.

Selain rekaman suara voice note, polisi juga menerima beberapa dokumen temuan hasil kerja tim Investigasi Kemenkes berupa beberapa surat dan keterangan korban yang terdokumentasi di handphone.

"Kalau temuan lainnya akan dilakukan analisis," ucapnya.

Setelah bukti-bukti tersebut dianalisis, pihaknya akan kembali membawanya dalam rapat.

BERITA TERKAIT

"Kami nanti sampaikan keputusan selanjutnya," ucapnya.

Isi Rekaman Suara Diduga Dokter Aulia Curhat Kepada Sang Ayah

Dalam rekaman yang beredar diduga dokter Aulia Risma mengeluh sakit kepada ayahnya.

Bukan hanya mengeluh sakit, ia pun mengaku tak boleh ke kantin atau minimarket untuk sekadar membeli minum.

Berikut rekaman voice note yang diduga suara Dokter Aulia Risma yang beredar di media sosial dilansir dari Tribunjateng.com:

"Enggak pah
Tiap aku bangun tidur itu Pah,
badannya sakit semua.
Punggungnya sakit semua.
Bangun harus pelan-pelan.
Kalau enggak pelan-pelan, aku enggak bisa bangun.
Aku aja tadi mau minum itu susah.
Di bangsal minum enggak bisa.
Terus akhirnya aku minta tolong CS (Customer Service)
aku kasih uang Rp 50 ribu.
Aku minta nitip minum buat dia belikan minum.
Karena aku nggak boleh ke kantin ke minimarket sama sekali Pah."

Kemudian dr Aulia menceritakan jika program dalam pendidikan spesialis yang ia tempuh kacau.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas