Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Mahasiswi Unsoed Nyaris Jadi Korban Perdagangan Orang: Aku Ditanya Sudah Pernah 'ML'

Pelaku dengan leluasa bisa masuk ke wilayah kampus Unsoed) Purwokerto dan menawarkan menjadi model iklan dan artis film

Penulis: willy Widianto
Editor: Erik S
zoom-in Kisah Mahasiswi Unsoed Nyaris Jadi Korban Perdagangan Orang: Aku Ditanya Sudah Pernah 'ML'
X(TWITTER)
Poster pelaku yang juga jaringan perdagangan orang di Purwokerto, Jawa Tengah disebar di titik-titik strategis. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus jaringan dugaan perdagangan orang (human trafficking) masuk ke kampus Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah bikin geger.

Pelaku dengan leluasa bisa masuk ke wilayah kampus dan menawarkan menjadi model iklan dan artis film. Padahal mereka yang direkrut nanti bakal dijadikan pekerja seks komersial (PSK).

Pelaku juga mengaku mengenal dekat salah satu produser ternama dan bekerja di sebuah rumah produksi.

Baca juga: Unsoed Perketat Keamanan Buntut Jaringan Pelaku Perdagangan Orang Menyusup Masuk Kampus

Salah satu mahasiswi Unsoed sempat bertemu dengan pelaku tersebut. Ciri-ciri dari pelaku tersebut, kata mahasiswi yang minta namanya disamarkan menjadi Aisyah tersebut, berkepala plontos dan kerap menggunakan topi.

Aisyah menyebut selain beroperasi di Purwokerto, pelaku juga melancarkan aksinya di Yogyakarta.

"Kalau di Purwokerto mengaku namanya Vino. Kalau di Yogyakarta namanya Adhi," ujar Aisyah saat dikonfirmasi Tribun via Twitter, Sabtu(7/9/2024).

Menurut Aisyah, pelaku bernama Vino tersebut memiliki beberapa anak buah perempuan dan mengenal beberapa mahasiswi di Purwokerto termasuk di Unsoed.

BERITA TERKAIT

Anak buah Vino ini menawarkan pekerjaan menjadi model iklan salah satu produk kepada Aisyah. 

"Ceweknya ini temannya teman aku. Dia nawarin jadi model," kata Aisyah.

Baca juga: Oknum Mahasiswa Unsoed yang Diduga Pelaku Perdagangan Orang Dilaporkan ke Polisi

Singkat cerita, Aisyah sempat tertarik atas tawaran tersebut. Kemudian diaturlah pertemuan antara Vino dan Aisyah di Yogyakarta.

Dalam pertemuan di salah satu resto ternama di kota Gudeg tersebut, Aisyah ditemui dengan Vino.

"Jadi yang cewek yang temannya teman aku ini selalu ikut kemanapun Vino pergi. Di Yogya aku ngobrol empat mata dengan Vino ini dan ditanya, pernah 'Making Love' enggak. Aku langsung gemetaran dan takut," kata Aisyah.

Merasa ada yang tidak beres Aisyah lalu menolak tawaran pekerjaan menjadi model iklan dari pelaku. Tapi, Vino kata dia tetap memaksa dirinya. Bahkan sampai keluar kata-kata pelecehan dari Vino kepada Aisyah.

Baca juga: Modus Perdagangan Orang di Kampus Unsoed: Mengaku Kenal Produser dan Tawari Korban Jadi Artis Film

"Habis itu dia benar-benar maksa aku banget sampai melecehkan aku dengan kata-kata," kata Aisyah.

Aisyah juga bercerita bahwa jaringan pelaku perdagangan orang tidak hanya beroperasi di kampus-kampus yang ada di Purwokerto saja. Mereka juga menyatroni rumah kos mahasiswi.

"Pelaku juga datang ke kos-kos eksklusif ya bareng sama cewek yang tadinya mau nawarin aku jadi model," kata Aisyah.

Situasi di Purwokerto saat ini lanjut Aisyah terutama bagi para mahasiswi cukup meresahkan. Di beberapa titik bahkan ada yang menempel foto-foto pelaku dengan tulisan "Wanted".

"Iya(poster disebar) di tempat-tempat tertentu. Karena dia emang bahaya banget," kata Aisyah.

Baca juga: Menteri Muhadjir Effendy: Penanganan Judi Online Lebih Pelik Dibandingkan Perdagangan Orang

Kasus tersebut bermula dari linimasa media sosial kekinian sedang ramai terkait kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) hingga dugaan perdagangan manusia yang dilakukan oknum mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) berinisial MRA. MRA diduga merupakan bagian dari jaringan perdagangan orang di kota Mendoan.

Akun media sosial Instagram @darksideananta_. menyebut pelaku berinisial MRA adalah seorang mahasiswa fakultas hukum Unsoed.  Akun yang diduga adalah istri pelaku menyebutkan dirinya dan pelaku sempat menikah. Namun pernikahan tersebut hanyalah formalitas belaka. Setelah menikah, pelaku kabur tanpa ada kabar, padahal media sosialnya aktif.  

"Kami menikah sah secara agama dan negara karena dari awal orang ini takut terjerat hukum (persetubuhan anak di bawah umur dan kekerasan sex)," kata korban. Korban mengaku sempat bertanya kepada teman-teman pelaku untuk mendapat informasi pelaku di luar sana.

"Setelah kabur ternyata di luar sana masih gila perempuan, dugem sana-sini dengan perempuan yang berbeda-beda, pernah sampai ketahuan menghampiri perempuan di hotel (mungkin bukan hanya satu perempuan)," ujarnya.

Istri MRA menyebut jika suaminya tersebut merupakan anak dari anggota DPRD.

"Tapi ternyata berjalannya waktu saya semakin mendapat informasi dan perlakuan tidak baik atas orang ini MRA Mahasiswa Semester 3 Fakultas Hukum UNSOED sisi gelap anak DPR bisa seenaknya ngehamilin orang setelah itu kabur dan lari dari masalah," tutur korban yang diungkap akun Instagram @darksideananta_. 

Setelah ramai di media sosial kemudian ada empat orang mahasiswi Unsoed yang melaporkan kepada Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual bahwa mereka telah mengalami kasus dugaan perdagangan orang, pelecehan dan pemaksaan secara fisik dari seseorang yang mengaku dari sebuah rumah produksi ternama dan mengenal beberapa produser serta sutradara film.

Empat orang mahasiswi tersebut sempat ditawari menjadi model dan artis film layar lebar dengan penghasilan menggiurkan. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas