3 Pembunuh Putrinya Tak Ditahan, Ayah Siswi SMP di Palembang: Kacau Pikiran, Itu Anak Emas Saya
S, ayah siswi SMP yang dibunuh di Palembang tak terima tiga dari empat pelaku tak ditahan karena alasan masih di bawah umur.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
"Tentunya atas permohonan dari keluarga para tersangka, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada tersangka tersebut."
"Ini juga hasil koordinasi kepada anak-anak walaupun mereka tersangka," beber Harryo.
Kronologi Pembunuhan dan Rudapaksa
Kejadian tragis yang menimpa AA bermula saat dirinya menonton kesenian tradisional kuda lumping di kawasan Jalan Pipa Reja, Kecamatan Kemuning, Minggu siang.
Saat berada di sana, ia bertemu IS yang selama ini menyimpan rasa suka kepada AA.
Diketahui, IS dan AA telah mengenal selama dua pekan setelah dikenalkan oleh teman korban berinisial M.
Perkenalan itu pun berlanjut hingga keduanya saling membalas pesan di media sosial Facebook.
Saat bertemu, IS lantas mengajak korban jalan-jalan di sekitar Krematorium yang berada di kawasan Kuburan Cina, lokasi ini menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pertama.
Keduanya berjalan dan diikuti oleh tiga teman IS yakni MZ, MS, dan AS.
Saat berada di TPU Talang Kerikil, IS yang menyimpan rasa suka ternyata membujuk AA untuk melakukan hubungan badan.
Namun, AA menolak ajakan tersebut. Dari sinilah petaka itu datang.
IS langsung membekap korban. Perbuatan itu juga diikuti oleh tiga pelaku lainnya.
AA akhirnya tak dapat bernapas. Gadis itu meninggal di lokasi pertama tanpa diketahui oleh empat orang pelaku.
"Mereka mengira korban pingsan, dalam keadaan meninggal korban diperkosa oleh IS diikuti oleh tiga pelaku lainnya," terang Harryo.
Tubuh AA lantas dibopong oleh empat pelaku menuju kuburan yang berjarak sekira 30 menit dengan berjalan kaki.