Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Kayu Berpaku Penyebab Santri di Blitar Tewas, Dilempar Ustaz dan Kena Kepala Korban

Seorang santri di Blitar meninggal pada Selasa (17/9/2024) lalu saat dirawat di RSUD Kabupaten Kediri. Korban terkena lemparan kayu berpaku.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Fakta Kayu Berpaku Penyebab Santri di Blitar Tewas, Dilempar Ustaz dan Kena Kepala Korban
Istimewa
Ilustrasi meninggal. Seorang santri salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di wilayah Ponggok, Kabupaten Blitar, MKA (13) meninggal dunia setelah dilempar kayu oleh ustaz atau guru ngajinya. 

TRIBUNNEWS.COM - Polres Blitar Kota masih menyelidiki kasus tewasnya santri berinisial MKA (13).

Korban sempat pingsan usai kepalanya terkena lemparan kayu berpaku pada Minggu (15/9/2024) sekitar pukul 06.00 WIB. 

Kayu tersebut dilampar oknum ustaz berinisial U lantaran korban tidak segera mandi.

U tidak menyadari kayu yang diambil dari tumpukan material bangunan masih ada pakunya.

Saat diperiksa, U mengaku melempar kayu secara spontan tanpa membidik korban.

Korban dirawat di RSUD Kabupaten Kediri dan dinyatakan meninggal pada Selasa (17/9/2024) lalu.

Nenek korban, Suparti, menyatakan MKA koma selama dua hari dan kondisi kesehatannya terus memburuk meski kayu berpaku telah dicabut dari kepala.

Berita Rekomendasi

"Saya cuma mendoakan cucu saya dapat pertolongan, ternyata ya enggak ada (meninggal), ya saya pasrah lah," ucapnya.

Saat kejadian, cucunya hendak mandi tapi handuknya tertinggal sehingga kembali ke kamar.

"Kata teman-temannya, ustaz itu mau melempar (kayu) anak lain, tapi cucu saya pas lewat, akhirnya kena cucu saya," imbuhnya.

Pihak keluarga mendapat kabar korban dilarikan ke rumah sakit sekitar pukul 07.00 WIB.

Baca juga: Nenek di Blitar Pasrah Cucunya Tewas Dilempar Kayu Berpaku, Ibu Korban Kerja Jadi Buruh di Taiwan

"(Paku) dicabut, (korban) langsung pingsan, langsung jatuh. Sama ustaz dibawa ke rumah sakit. Di sana (rumah sakit) cucu saya sudah koma," lanjutnya.

Suparti, mengatakan proses pembongkaran makam sudah mendapat persetujuan orang tua korban.

"Kami mengikuti proses hukum (dilakukan autopsi kepada korban). Kami menyerahkan (penanganan kasus) ke polisi," bebernya, Jumat (4/10/2024), dikutip dari Surya.co.id.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas