5 Populer Regional: Fakta Sidang Kedua Guru Supriyani - 3 Siswa Dipulangkan Paksa di Pandeglang
Berita populer regional dimulai dari fakta sidang kasus guru honorer Supriyani hingga 3 siswa dipulangkan paksa di Pandeglang.
Penulis: Endra Kurniawan
![5 Populer Regional: Fakta Sidang Kedua Guru Supriyani - 3 Siswa Dipulangkan Paksa di Pandeglang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/5-Populer-Regional-Fakta-Sidang-Kedua-Guru-Supriyani-3-Siswa-Dipulangkan-Paksa-di-Pandeglang.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional dimulai dari fakta sidang kasus guru honorer Supriyani, di Pengadilan Negeri Andoolo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Senin (28/10/2024).
Supriyani dalam sidang lanjutan dugaan penganiayaan terhadap muridnya didampingi 13 pengacara.
Sidang juga diwarnai aksi damai dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) maupun Ikatan Guru Indonesia yang memberikan dukungan kepada Supriyani.
Kemudian ada video viral tiga siswa berprestasi dipulangkan secara paksa oleh pihak sekolah di Pandeglang, Banten.
Orang tua ketiganya diketahui tidak mampu membayar SPP sebanyak Rp 42 juta.
Berikut rangkuman berita populer regional selengkapnya selama 24 jam di Tribunnews.com:
1. Sidang Kedua Guru Supriyani di PN Andoolo Sultra, Didampingi 13 Pengacara Hingga Diwarnai Aksi
Supriyani, guru honorer yang dituduh aniaya murid kembali menjalani sidang di Pengadilan Negeri Andoolo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Senin (28/10/2024).
Sidang kedua yang dijalani guru Supriyani beragendakan eksepsi atau pembelaan atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Sidang yang berlangsung di ruang Kartika Pengadilan Andoolo dimulai pukul 10.00 WIB.
Dalam sidang kali ini guru Supriyani didampingi 13 pengacara dari 21 orang yang bertanda tangan kuasa.
Ketua tim kuasa hukum Supriyani, Andri Darmawan pun memulai pembacakan aksepsi yang sudah disiapkan setelah sidang dibuka majelis hakim.
Di dalam ruang sidang tersebut turut hadir Supriyani serta guru-guru honorer yang ikut menyaksikan untuk memberikan dukungan terhadap guru honorer tersebut.
Selain itu, menjelang sidang lanjutan Supriyani, Pengadilan Negeri Andoolo dijaga ketat kepolisian.
Berdasarkan pantauan TribunnewsSultra.com, kepolisian sudah bersiaga sejak pukul 09.33 wita.
2. PDIP Pecat Kadernya yang Baru Dilantik Jadi Anggota DPRD Sumut, Ini Penyebabnya
![Ilustrasi - PDI Perjuangan (PDIP) Sumatra Utara (Sumut) memecat satu kadernya yang baru dilantik menjadi anggota DPRD Sumut periode 2024-2029.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/logo-pdi-perjuangan_20150113_174308.jpg)
PDI Perjuangan (PDIP) Sumatra Utara (Sumut) memecat satu kadernya yang baru dilantik menjadi anggota DPRD Sumut periode 2024-2029.
Dikutip dari Tribun Medan, kader PDIP Sumut tersebut dipecat karena tidak mendukung calon kepala daerah yang diusung PDIP.
Hal itu disampaikan Ketua DPD PDIP Sumut Rapidin Simbolon dalam acara rapat cabang khusus DPC PDIP Medan yang berlangsung di Tiara Convention Medan, pada Sabtu (26/10/2024).
Namun Rapidin tidak menyebutkan identias anggota DPRD Sumut yang merupakan kader PDIP yang dipecat tersebut.
Hingga saat ini Tribun-Medan.com masih berusaha mencari sosoknya. Namun, masih nihil.
Ada dugaan PDIP melontarkan pernyataan ini, hanya sebagai gertak sambal semata.
"Itu hanya strategi melempar isu saja, agar anggota DPRD dari PDIP betul-betul fight mendukung calon kepala daerah yang diusung partai,"ujar sumber Tribun-Medan.com, Sabtu malam.
Rapat itu sendiri dihadiri ribuan kader PDIP dengan agenda pemenangan Pilkada Medan dan Sumut.
3. Nasib Tragis Sella, Ditemukan Tewas Terbungkus Tas di Karo Setelah Bebas dari Penjara
![Mutia Pratiwi alias Sela (25) diduga menjadi korban pembunuhan keji. Dua polisi dari Polres Pematangsiantar dan Polres Simalungun terlibat dalam pembunuhan Mutia Pratiwi.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Kasus-Pembunuhan-Mutia-Pratiwi-di-Karo-Sumut-2-Oknum-Polisi-Diduga-Terlibat.jpg)
Seorang wanita muda ditemukan tewas dengan kondisi yang mengenaskan di di pinggir jalan Taman Hutan Raya, Desa Dolat Rakyat, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada Selasa (22/10/2024).
Awalnya, mayat itu ditemukan oleh seorang pengendara yang melintas di jalan lintas Medan-Berastagi, tepatnya di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Berastagi.
Belakangan mayat perempuan tersebut teridentifikasi bernama Mutia Pratiwi alias Sella (24) warga Huta B Utara Margomulyo, Desa Margomulyo, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Sella diduga keras sebagai seorang korban pembunuhan. Jasad wanita itu terbungkus sebuah kantong tas dan diletakkan di tepi jurang di sisi jalan. Sejumlah luka juga terlihat di tubuhnya.
Kasat Reskrim Polres Tanah Karo AKP Ras Maju Tarigan, mengungkapkan dari hasil pemeriksaan awal ditemukan sejumlah luka di tubuh korban.
"Dari pemeriksaan awal, ada bekas luka di kepala sebelah kiri, ada dua tulang rusuk bagian kiri patah," ujar Ras Maju, Minggu (27/10/2024).
Setelah berhasil diidentifikasi, Ras Maju menjelaskan pihaknya selanjutnya melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mencari tau siapa keluarga dari korban.
Setelah berhasil diketahui keberadaan keluarga korban, kemudian pihaknya langsung meminta keluarga korban untuk datang ke RS Bhayangkara untuk memastikan korban merupakan keluarganya.
"Sudah diidentifikasi, selanjutnya lidik siapa keluarganya. Kemudian saat tiba di rumah sakit, kita pastikan dulu apakah memang keluarganya. Kemarin, keluarga sudah langsung mengenali dan mengakui jika korban merupakan keluarganya," katanya.
4. Profil Prof Bagong Suyanto, Disorot usai Bekukan BEM FISIP Unair Buntut Karangan Bunga Presiden
![(Kiri) Prof. Dr. Bagong Suyanto, Drs., M.Si, Dekan FISIP Unair dan (Kanan) Gambar karangan bunga bernada satire soal](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/P-Profil-Prof-Bagong-Suyanto-Disorot-usai-Bekukan-BEM-FISIP-Unair-Buntut-Karangan-Bunga-Presiden.jpg)
Berikut profil Prof Bagong Suyanto, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) yang disorot usai bekukan BEM FISIP Unair.
Bagong Suyanto belumnya membekukan BEM FISIP Unair karena geger karangan bunga bernada satire untuk presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang dibuat oleh BEM FISIP Unair.
Pembekuan BEM FISIP Unair pada akhirnya berbuntut panjang dan menimbulkan pro-kontra.
Diberitakan TribunJatim.com, pihak BEM FISIP Unair dan Bagong Suyanto diagendakan akan melakukan pertemuan guna menindaklanjuti hal ini, pada Senin (28/10/2024).
Terlepas dari berita di atas, siapa sosok Bagong Suyanto?
Profil Bagong Suyanto
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Bagong Suyanto berasal dari Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur
Pria bernama lengkap Prof. Dr. Bagong Suyanto, Drs., M.Si itu lahir pada 6 September 1966 atau kini berusia 58 tahun.
Dikutip dari pddikti.kemdikbud.go.id, Bagong Suyanto menempuh pendidikan S1-nya di Unair dan menyelesaikannya pada 1988.
5. Nasib 3 Siswa Dipulangkan Paksa di Pandeglang, Ngaku Keluarga Pemilik Yayasan, 6 Bulan Tak Sekolah
![(Kiri) Defi Fitriani, ibu dari siswa dipulangkan paksa di Pandeglang dan (Kanan) Tangkap layar video viral siswa dipulangkan paksa oleh sekolah.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/3-Siswa-Dipulangkan-Paksa-di-Pandeglang-Nunggak-SPP-Rp-42-Juta-Ternyata-Keluarga-Pemilik-Yayasan.jpg)
Video 3 siswa berprestasi dipulangkan secara paksa oleh pihak sekolah di Kabupaten Pandeglang, Banten, viral lewat media sosial.
Pada rekaman yang diunggah akun Instagram @infopandeglang, tampak ketiga siswa itu diantar menggunakan mobil ke rumahnya.
Belakangan terungkap, 3 siswa dipulangkan secara paksa karena menunggak Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) sebanyak Rp 42 juta.
Sedangkan hingga Senin (28/10/2024), video ini sudah ditonton ribuan kali oleh warganet.
Mereka meramaikan dengan berbagai komentarnya. Termasuk menyangkan sikap pihak sekolah yang memaksa memulangkan siswanya.
Defi Fitriani, ibu ketiga siswa membenarkan anaknya dipulangkan secara paksa.
Nama siswa ini, yakni Faeza (11), Farraz (10), dan Fathan (7) yang bersekolah di Yayasan Islamic Centre Herwansyah (ICH), Pandeglang.
Ketiganya dipulangkan secara paksa hari pertama masuk sekolah usai libur Idul Fitri 2024 pada bulan April 2024 lalu.
Defi dalam kesempatannya juga menjelaskan terkait tunggakan pembiayaan sekolah sebanyak Rp 42 juta.
(Tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.