Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dilema Pekerja IKN: Kesehatan Terancam dan Gaji Tak Sesuai

Pekerja IKN, Muhibah, menghadapi dilema kesehatan dan ketidakpastian upah yang diterima.

Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Dilema Pekerja IKN: Kesehatan Terancam dan Gaji Tak Sesuai
Domu Ambarita/Tribunnews
Kawasan Istana Negara dan Istana Kepresiden di Ibu Kota Negara Nusantara, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Sabtu (5/10/2020) sore. 

TRIBUNNEWS.COM - Puluhan pekerja di Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengalami kesulitan setelah terkena penyakit demam berdarah (DBD).

Satu di antaranya, Muhibah, seorang pekerja asal Sukabumi, Jawa Barat, terpaksa terbaring lemas di RSUD Sepaku akibat penyakit tersebut.

Muhibah, yang baru dua hari dirawat di rumah sakit, menceritakan pengalamannya.

"Sebelumnya, selama lima hari saya mengalami demam tinggi dan lemas, namun mencoba bertahan dan istirahat di mess pekerja. Lantaran tak sanggup lagi, akhirnya dirawat di sini," ujarnya kepada Tribun Kaltim.

Ia menjelaskan, gejala yang dirasakannya meliputi lemas, mual, dan pusing.

"Saya sudah mencoba untuk memaksa makan agar tetap sehat. Namun ketika masuk sedikit saja langsung muntah. Badan saya terasa benar-benar lemas," kata Muhibah.

Dilema Kontrak Kerja

Muhibah kini berada dalam dilema.

Berita Rekomendasi

Ia harus memutuskan apakah akan melanjutkan kontrak kerja enam bulan atau pulang ke kampung halaman.

Selain masalah kesehatan, ia juga mengeluhkan gaji yang tidak sesuai dengan janji awal.

Ia mengaku awalnya dijanjikan upah Rp 175 ribu per hari.

Baca juga: DBD Mengancam Pekerja Proyek IKN, Angka Kasus di PPU Meningkat, Tertinggi Kedua di Indonesia

Namun, kenyataannya yang diterima tidak sama dengan perjanjian.

"Kalau upah kerja itu Rp 125 ribu per hari, ya itu aja, kalau mau lebih ya lembur, kalau ndak lembur ya ndak bakalan cukup itu."

"Awal-awal kita dengar dijanjikan Rp 175 ribu, nyatanya sampai di sini segini, ya sudahlah," jelasnya.

Lebih lanjut, Muhibah mengungkapkan, selama perawatan, ia harus membeli makanan sendiri, termasuk untuk keponakannya, M. Fajri, yang menemaninya.

"Rumah sakit tidak menyediakan nasi, jadi saya harus keluar duit sendiri untuk beli," keluhnya.

Muhibah berharap bisa pulang setelah sembuh, meskipun kontraknya masih tersisa.

Kalau bisa pulang nanti usai sembuh, meskipun kontraknya enam bulan kalau boleh pulang, ya saya pulang," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Curhat Pekerja IKN di Kaltim, Gaji Tidak Sesuai yang Dijanjikan, Kini Terkulai Lemas Akibat DBD

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas