3 Hari Sebelum Tewas, Siswi Kelas 1 SD di Banyuwangi Sempat Tanya soal Kematian dan Surga ke Kakek
Kasus seorang siswi kelas 1 SD/MI berinisial CNA (7) ditemukan tewas di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyisakan duka mendalam di hati keluarga.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kasus seorang siswi kelas 1 SD/MI berinisial DCNA (7) ditemukan tewas di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyisakan duka mendalam di hati keluarga.
Kakek DCNA , Sutrisno dalam kesempatannya menceritakan momen-momen terakhir bersama sang cucu.
Di matanya DCNA merupakan anak yang baik. Bahkan, korban kerap menyajikan kopi untuk kakeknya itu.
"Saya juga sering dibikinkan kopi," katanya, dikutip dari TribunJatim.com, Sabtu (16/11/2024).
Sutrisno juga menyebut, DCNA bukanlah anak yang suka buat onar.
Ia tidak pernah melihat cucunya berbuat aneh dan nakal.
"Tidak pernah aneh-aneh. Tiap hari dia main di rumah bersama kakaknya."
"Kalau sudah waktunya pulang sekolah, ya pulang. Tidak pernah mampir-mampir," lanjut Sutrisno.
Baca juga: Kata Menteri PPPA soal Pembunuhan Siswi SD di Banyuwangi: di Luar Batas Kemanusiaan, Sangat Keji
Tanya soal kematian dan surga
Sutrisno mengaku sempat berbincang dengan cucunya tiga hari sebelum DCNA ditemukan tewas.
Kala itu, DCNA bertanya kepada kakeknya soal kematian dan surga.
Korban bertanya apakah orang yang rajin beribadah akan masuk surga.
"Mbah, apa benar kata Bu Guru, kalau rajin salat, kalau nanti mati masuk surga?" ucap Sutrisno menirukan pertanyaan DCNA .
Sutrisno yang mendengar pertanyaan tersebut mantab menjawab 'iya'.
DCNA kemudian kembali bertanya kepada kakeknya.
"Mbah, apa benar di surga banyak taman-taman yang indah?," ucap DCNA.
Untuk pertanyaan kali ini, Sutrisno tidak bisa menjawab.
Ia berjanji akan menjawabnya di kesempatan lain.
"Waduh, Mbah tidak bisa menjelaskan. Kapan-kapan, ya," kata Sutrisno.
Namun, belum sempat memberikan jawaban, DCNA ditemukan tewas pada Rabu (13/11/2024) sekira pukul 11.00 WIB.
Lokasinya berada tidak jauh dari rumahnya di Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi.
Kronologi penemuan jasad DCNA
Kapolsek Kalibaru, Iptu Yaman Adinata membeberkan kronologi kasus.
Semua bermula saat orang tua serta guru merasa khawatir karena DCNA tidak kunjung pulang ke rumah usai bersekolah pada Rabu (13/11/2024).
"Setelah itu, orang tua dan guru mencari keberadaan korban bersama-sama," ucap Yaman.
Tidak lama kemudian, mereka menemukan DCNA tergeletak di area rerumputan samping jalan menuju rumahnya.
Kondisi korban kala itu memilukan.
Celana DCNA sudah dalam kondisi melorot dan terdapat luka di bagian kepalanya.
Para saksi kemudian mengevakuasi DCNA untuk mendapatkan pertolongan.
Akan tetapi, takdir berkata lain, DCNA dinyatakan meninggal.
"Korban langsung dibawa ke klinik usai ditemukan, namun dinyatakan meninggal dunia," kata Yaman.
Baca juga: Sosok Siswi Kelas I SD Tewas Dirudapaksa di Banyuwangi, Dikenal Cerdas dan Ceria
Periksa 10 saksi
Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra menjelaskan, jajarannya sudah turun tangan dalam kasus ini.
Polisi sudah meminta keterangan 10 saksi, yang terdiri dari guru, orang tua DCNA dan warga sekitar.
Rama menegaskan komitmennya mengusut kasus tewasnya DCNA sampai tuntas.
"Polresta Banyuwangi berkomitmen untuk segera mengungkap dan menangkap sekaligus memproses hukum pelaku. Dari awal kejadian, kami berkolaborasi di-back up dengan teman-teman dari Polda Jatim," katanya.
Rama menambahkan, selain saksi, sejumlah barang bukti telah diamankan.
Antara lain sepeda yang dinaiki korban untuk bersekolah, sepatu, permen lolipop, dan pakaian.
Dugaan sementara, DCNA jadi korban pembunuhan, rudapaksa dan pencurian.
Diketahui perhiasan korban dilaporkan hilang dalam kasus ini.
Menteri PPPA turun tangan
Kasus tewasnya DCNA menyita perhatian Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Choiri Fauzi.
Arifah turun langsung mendatangi kediaman keluarga korban.
Ia mengecam tindakan kekerasan yang menewaskan DCNA .
Oleh karenanya, Arifah mendesak polisi segera bisa menangkap pelaku.
"Ini perbuatan di luar batas kemanusiaan, sangat keji, dan tidak manusiawi."
"Saya yakin pihak kepolisian pasti ingin segera mengungkap siapa sebetulnya pelakunya," kata dia, dikutip dari TribunJatim.com.
Arifah menambahkan, pihaknya juga akan menerjunkan psikolog.
Diketahui, ibu korban terpukul akibat kejadian ini.
Arifah ingin memastikan kondisi ibu DCNA stabil mengingat sedang hamil tua.
"Kami sudah ada pembagian tugasnya. Karena ini di Banyuwangi, tim yang ada di Banyuwangi yang menyelesaikan, mendampingi, termasuk mendatangkan psikolognya juga sudah," tegasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Update Pembunuhan Siswi MI di Banyuwangi, Polisi Telah Periksa 10 Saksi
(Tribunnews.com/Endra)(TribunJatim.com/Aflahul Abidin)