Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta di Balik Video Awan Kinton yang Viral, Simak Penjelasannya

BMKG menyatakan video viral gumpalan putih di Kalimantan Tengah bukan awan jatuh.

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Fakta di Balik Video Awan Kinton yang Viral, Simak Penjelasannya
Kolase Tribunnews (Tangkap layar IG @undercover.id)
Video yang memperlihatkan gumpalan mirip awan putih jatuh wilayah di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng). 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video yang menunjukkan gumpalan putih mirip awan jatuh di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, viral di media sosial.

Dalam video tersebut, tampak seorang pekerja berlari mendekati gumpalan yang jatuh di halaman pabrik.

Penjelasan BMKG

Merespons fenomena ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan.

Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, menegaskan bahwa awan tidak pernah jatuh ke permukaan tanah dalam bentuk gumpalan padat.

Ida mengatakan, awan adalah kumpulan partikel air atau kristal es yang berada di atmosfer dan terbentuk ketika uap air di udara mengembun atau mengkristal. 

Menurutnya, proses tersebut, terjadi ketika uap air di udara dingin cukup untuk membentuk tetesan air atau kristal es yang sangat kecil, kemudian berkumpul menjadi awan.

Meski awan terlihat seperti objek padat mengambang, awan sebenarnya terdiri dari tetesan air atau kristal es kecil yang tersebar dalam jumlah besar. 

Berita Rekomendasi

"Awan tidak pernah jatuh ke Bumi sebagai gumpalan padat karena partikelnya sangat kecil dan ringan, tersebar dengan kerapatan rendah, dan arus udara. Gaya angkat atmosfer menjaga partikel tetap tersuspensi," jelas Ida, Sabtu (16/11/2024), dilansir Kompas.com.

Adapun faktor lainnya adalah perubahan lingkungan, seperti suhu dan kelembapan, yang menyebabkan partikel-partikel tersebut, menguap sebelum mencapai tanah.

Ida menambahkan, awan seolah-olah bisa terlihat turun ke permukaan Bumi karena kondisi atmosfer dan mekanisme fisik yang memengaruhi posisi awan di atmosfer.

Baca juga: Viral Fenomena Ikan Loncat ke Pinggir Pantai di Tanggamus Lampung, BMKG Ungkap Penyebabnya

Hal tersebut, dipengaruhi oleh beberapa faktor:

  • Perubahan atmosfer, seperti peningkatan kelembapan, pendinginan permukaan, atau inversi suhu
  • Topografi yang membawa awan ke area lebih rendah.
  • Fenomena cuaca, seperti tekanan rendah, kabut, atau arus udara dalam awan.
  • Efek visual yang membuat awan terlihat lebih dekat. 

Peristiwa yang memperlihatkan awan seolah turun adalah hasil dari interaksi dinamis antara kelembapan, suhu, tekanan, dan gerakan udara dalam atmosfer.


Terkait kemunculan benda yang disebut awan kinton di Kalteng, Ida mengatakan, pihaknya memerlukan data dan informasi lebih detail untuk bisa memastikannya. 

Benda Berbentuk Awan Kinton adalah Busa

Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk, Febriati Nadira, mengonfirmasi kejadian gumpalan jatuh di Tambang Adaro, Kalteng, adalah busa.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas