Ngatiem Tak Takut Rugi Jual Mi Ayam Hanya Rp2.000, Malah Untung Jutaan Rupiah Sebulan: Alhamdulillah
Temukan kisah inspiratif Ngatiem alias Atik, penjual mie ayam Rp2000 yang untung jutaan!. Berikut cerita lengkapnya.
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, Magelang - Ngatiem, seorang perempuan berusia 37 tahun yang akrab disapa Atik, menjalankan usaha mi ayam di Dusun Karanglo, Desa Glagahombo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Ia menawarkan semangkuk mi ayam dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu Rp2.000.
Atik juga menjajakan bakso kerikil seharga Rp3.000 per mangkok.
Porsi yang disajikan tergolong kecil, sehingga cocok untuk sarapan.
Namun, pelanggan dapat memesan porsi lebih besar dengan harga Rp5.000 hingga Rp6.000.
Baca juga: Cerita Warga Dapat Ganti Rugi Proyek Bendungan Bener: Ada yang Ingin Beli Mi Ayam hingga Kebun Sawit
Mengapa Menjual dengan Harga Murah?
Atik menjelaskan bahwa ia sengaja mematok harga rendah agar masyarakat, terutama anak-anak, dapat menikmati mi ayam.
“Dulu sengaja dipatok harga 2.000 agar anak-anak bisa beli juga,” ungkapnya saat ditemui di warungnya pada Jumat, 22 November 2024.
Selama enam tahun menjalankan usaha ini, Atik melayani pelanggan dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, pekerja, hingga warga setempat.
Ia mampu menjual 4 kilogram mi dan 3 kilogram ayam setiap harinya, yang diolah menjadi ratusan porsi mi ayam.
“Setiap hari pasti ada orang yang heran kok bisa murah banget. Kalau ditanya rugi, ya nggak. Alhamdulillah rezekinya cukup saja,” kata Atik.
Meskipun harga yang ditawarkan sangat terjangkau, Atik mengaku mendapatkan penghasilan bersih sekitar Rp200.000 hingga Rp150.000 per hari.
"Alhamdulilah nggak (rugi). Dari pada aku nggak kerja, jadi sedikit-sedikit aja disyukuri. Saya perhari dapat hasil bersih Rp 200-150 ribu," urainya.
Jika dihitung, untung Rp200.000 di kali 30 hari berjualan, dalam sebulan Atik bisa mengantongi uang mencapai Rp6 juta.
Inspirasi di Balik Usaha
Ide untuk menjual mi ayam murah berawal dari pengalaman Atik yang menghadapi kesulitan ekonomi saat suaminya, yang bekerja sebagai kuli bangunan, belum menerima gaji.