Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Deretan Pernyataan Kapolrestabes Semarang Saat RDP yang Dibantah Keluarga Korban Penembakan

Keluarga mempertanyakan mengapa polisi langsung menembak tanpa memberikan tembakan peringatan terlebih dahulu

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Ini Deretan Pernyataan Kapolrestabes Semarang Saat RDP yang  Dibantah Keluarga Korban Penembakan
TRIBUNJATENG.COM/IWAN ARIFIANTO
Lokasi penembakan korban versi polisi di Jalan Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang, Selasa (26/11/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Iwan Arifianto

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kasus penembakan Gamma atau GRO (17) oleh Aipda Robig Zaenudin di Ngaliyan, Kota Semarang, terus menuai polemik.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI, beberapa pernyataan polisi justru dibantah oleh pihak keluarga korban.

Setidaknya ada lima poin penting yang disoroti keluarga sebagai kejanggalan dalam kasus ini.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar menyebut bahwa Gamma menaiki motor Vario merah saat insiden terjadi namun, keluarga menegaskan bahwa korban menggunakan motor Vario hitam.

"Korban tidak mengendarai motor merah. Yang digunakan adalah motor Vario hitam," kata Subambang, juru bicara keluarga.

Polisi menyebut bahwa korban menyerang lebih dahulu sebelum ditembak namun berdasarkan rekaman CCTV yang dilihat keluarga, Gamma justru terlihat tidak melakukan penyerangan.

Baca juga: Pengakuan Ayah Gamma, Siswa SMK yang Tewas Ditembak Polisi di Semarang: Saya Sangat Sakit Hati

Berita Rekomendasi

 "Di video, tidak ada adegan Gamma menyerang. Justru polisi yang menghadang di tengah jalan lalu menembaki," tegas Subambang.

Keluarga mempertanyakan mengapa polisi langsung menembak tanpa memberikan tembakan peringatan terlebih dahulu.

"Kenapa langsung menembak ke arah mematikan? Harusnya ada tembakan peringatan dulu," ungkap Subambang.

Keluarga juga membantah narasi polisi yang menyebut Gamma sebagai pengajak tawuran.

Kasus tawuran ini diduga sengaja dibesar-besarkan untuk menutupi kasus penembakan.

"Mungkin ada tawuran, tetapi tidak sebesar yang digambarkan polisi.

Jangan sampai ini hanya menjadi alasan menutupi penembakan," tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas