Kamar Nomor 6 Homestay Jadi Saksi Bisu Kasus Agus Buntung, Penjaga: Seminggu Bawa 3-5 Wanita Berbeda
Penjaga homestay mengungkapkan Agus Buntung selalu memesan kamar yang sama setiap datang. Agus juga dikatakan kerap membawa perempuan berbeda.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.com - Pemuda disabilitas tersangka pelecehan seksual asal Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung (21), melakukan rekonstruksi, Rabu (11/12/2024).
Rekonstruksi dilakukan di tiga lokasi, yaitu Taman Udayana, homestay tempat kejadian perkara (TKP) pelecehan, dan Islamic Center.
Saat di kamar homestay, rekonstruksi digelar secara tertutup, sebab TKP pelecehan berada di pojok dan sempit.
Hanya Agus, kuasa hukum, tim Inafis, dan penyidik yang masuk ke dalam kamar nomor enam tersebut.
Menurut keterangan penjaga homestay, I Wayan Kartika, Agus memang selalu memesan kamar nomor enam setiap datang.
"(Iya), di pojok itu," ujar Wayan kepada TribunLombok.com, Rabu.
Baca juga: Pihak Kampus Tak Kaget Agus Buntung Jadi Tersangka Kasus Rudapaksa: Bukan Kali Pertama Buat Ulah
Lebih lanjut, Wayan mengungkapkan Agus sering membawa perempuan yang berbeda ketika datang ke homestay.
Dalam sepekan, kata Wayan, AGus bisa membawa tiga sampai lima perempuan berbeda.
Hal ini sebelumnya telah disampaikan Dirkrimum Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat.
Syarif mengungkapkan, penjaga dan pemilik homestay sama-sama mengatakan Agus kerap membawa perempuan berbeda.
"Karyawan ini memberikan statement ada empat perempuan yang berbeda dengan pelaku datang ke homestay. Kalau pemilik homestay, itu ada lima perempuan berbeda yang dibawa pelaku," jelas Syarif dalam wawancara bersama tvOne, Rabu (4/12/2024), dikutip Tribunnews.com.
Diketahui, dalam rekonstruksi kali ini, Agus memeragakan 49 adegan dari yang sebelumnya diskenariokan 28 adegan.
"Ada (fakta baru), karena dari yang kita skenariokan 28 adegan, menjadi 49 adegan," ungkap Syarif, Rabu.
Syarif mengungkapkan, ada keterangan berbeda dari Agus dan korban terkait rekonstruksi di dalam kamar homestay.
Korban mengatakan Agus lah yang lebih aktif, sedangkan Agus menyebutkan sebaliknya.
"Ada dua versi. Kalau menurut korban, tersangka yang lebih aktif. Kalau menurut tersangka, korban yang lebih aktif," kata Syarif.
Sebagai informasi, rekonstruksi dilakukan mulai dari Taman Udayana yang menjadi lokasi pertemuan pertama Agus Buntung dan korban, MA.
Dari Taman Udayana, rekonstruksi berpindah ke homestay, di mana dalam reka adegan, Agus dibonceng korban menggunakan motor.
Setelah dari homestay, rekonstruksi dilanjutkan ke Islamic Center.
Di lokasi itu, korban sudah ditunggu dua teman lakinya. Kemudian, korban dan Agus berpisah.
Baca juga: Alibi Agus Buntung Tutupi Aksinya Lecehkan Perempuan, Sempat Ngaku Dijebak, Kini Kebenaran Terungkap
Kuasa Hukum Agus Buntung Sebut Korban yang Mengajak
Sementara itu, kuasa hukum Agus Buntung, Ainuddin, mengungkapkan korban lah yang mengajak kliennya ke homestay.
Hal ini bermula saat keduanya melihat ada sepasang kekasih melakukan tindak asusila di Taman UDayana.
"Sebelum (Agus) diantar ke kampus, di depan (Agus dan korban) ada adegan mesum oleh orang lain. Si perempuan (korban) mengatakan bagusnya adegan tadi," ungkap Ainuddin, Selasa (10/12/2024).
Setelahnya, saat membonceng Agus menuju kampus, ujar Ainuddin, korban meminta kliennya untuk duduk lebih maju.
Korban kemudian bertanya kepada Agus, apakah tahu tempat untuk berbuat mesum.
"Ditanya oleh korban, di mana tempat yang bagus untuk melakukan itu (mesum). Agus mengatakan tahu, sehingga dibawalah ke homestay tersebut," jelas Ainuddin.
Lebih lanjut, Ainuddin menuturkan Agus mengatakan kepada korban, ia tak punya uang.
Namun, menurut Ainuddin, korban menyanggupi membayar biaya kamar setelah Agus menjanjikan akan mengganti uangnya.
Tetapi, setelah dari homestay, Agus tak mengganti uang korban.
Hal itulah yang dikatakan Ainuddin, memicu korban marah hingga melaporkan Agus atas pelecehan seksual.
Kronologi Versi Agus Buntung vs Korban
Sebelumnya, Agus Buntung mengaku ia telah dijebak korban hingga berakhir ditetapkan sebagai tersangka kasus pelecehan seksual.
Hal itu bermula saat dirinya meminta tolong kepada seorang wanita di Taman Udayana, untuk mengantar ke kampus, pada 7 Oktober 2024.
Tetapi, menurut Agus, ia justru dibawa ke sebuah homestay di Kota Mataram.
Saat di kamar, Agus mengaku pakaiannya langsung dilucuti oleh si wanita.
Baca juga: Agus Buntung Ngaku Tak Seperti Cowok Lainnya, tapi Lakukan Pelecehan: Saya Aja Dimandiin Mama
Setelahnya, aku Agus, si wanita menelepon seorang temannya. Saat itulah Agus merasa dirinya dijebak.
"Setelah saya sampai homestay itu, dia yang bayar, dia yang buka pintu, terus tiba-tiba dia yang bukain baju dan celana saya," ungkap Agus, Minggu (1/12/2024).
"Tapi, yang membuat saya tahu kasus ini jebakan, pas dia nelepon seseorang. Di situ saya nggak berani mau ngomong," lanjutnya.
Agus mengaku, selama kejadian itu dia tidak berani berteriak lantaran malu. Sebab, ia sudah terlanjur tak berbusana.
Meski demikian, Agus menyebut tidak ada ancaman dari si wanita saat kejadian.
"Nggak ada diancam sama perempuan secara fisik. Saya diam saja selama di dalam homestay."
"Saya takut buat teriak, karena sudah telanjang. Saya yang malu kalau saya teriak," ungkapnya.
Agus pun memastikan ia tidak melakukan pelecehan seperti yang dituduhkan.
Pasalnya, selama menjalankan kegiatan sehari-hari, apalagi makan, membuka baju, dan buang air, ia dibantu oleh orang tua.
Sementara itu, korban kepada anggota Koalisi Anti Kekerasan Seksual NTB, Rusdin Mardatillah, menuturkan ia didekati Agus di Taman Udayana pada 7 Oktober 2024.
Korban yang tak mengenal Agus, didekati saat sedang membuat konten untuk Instagram.
Dalam kesempatan itu, kata Rusdin, Agus sempat menunjukkan sepasang kekasih yang sedang melakukan aktivitas seksual di Taman Udayana, kepada korban.
Hal itu lantas mengingatkan korban kepada masa lalunya.
Selanjutnya, Agus menawari korban untuk melakukan ritual mandi wajib agar keburukan-keburukan hilang.
Menurut pengakuan korban, Agus berulang kali mengancam akan membongkar aib korban ke orang tua, meski korban menolak melakukan ritual mandi wajib.
"Berkali-kali korban menolak, namun Agus terus mengancam kalau korban tidak patuh, maka hidupnya bakal hancur dan seluruh keburukan korban akan dibongkar ke orang tua," kata Rusdin dalam keterangannya, Selasa (3/12/2024).
Setelahnya, lanjut Rusdin, korban pun terpaksa menurut dan menuju sebuah homestay bersama Agus.
Tiba di homestay, Agus memaksa korban untuk membayar biaya kamar.
Rusdin menuturkan, saat di kamar, Agus juga melucuti pakaian dalam korban menggunakan kaki kanannya.
"Korban dipaksa membuka pakaian, dan pakaian dalam korban dibuka paksa oleh terlapor (Agus) menggunakan kaki kanannya," tutur Rusdin.
Lebih lanjut, Rusdin mengatakan Agus terlihat seperti sedang membaca mantra saat melecehkan korban.
Hal itu disebutkan Rusdin semakin membuat korban takut.
"Sekitar tiga menit berlalu, korban mendorong tubuh terlapor dan berlari ke arah kamar mandi, menangis, dan berupaya menenangkan diri," jelas Rusdin.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Fakta Baru dari Rekonstruksi Kasus Agus Difabel: Kronologi hingga Peristiwa di Dalam Kamar Homestay
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunLombok.com/Andi Hujaidin/Robby Firmansyah)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.