Tes Kehamilan di Cianjur Disetujui Orang Tua Murid, Bupati: Layak Diikuti Sekolah Lain
Inilah kabar terbaru soal viralnya sebuah video yang menunjukkan sejumlah siswi SMA di Cianjur melakukan tes kehamilan di sekolahnya
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Tiara Shelavie

TRIBUNNEWS.COM - Viral sebuah video yang menampilkan rekaman sejumlah siswi SMA di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang tengah mengantre di depan toilet untuk tes kehamilan.
Video tersebut diambil di SMA Sulthan Baruna, Desa Padaluyu, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur.
Kepala SMA Sulthan Baruna, Sarman menuturkan, tes kehamilan atau yang ia sebut check up ini dilakukan atas dasar persetujuan orang tua siswi dan komite sekolah.
"Check up atau tes kehamilan itu sudah berjalan selama dua tahun terakhir guna mengantisipasi terjadinya hal yang tak diinginkan, serta mencegah pergaulan, juga seks bebas di kalangan pelajar," ucap Sarman, dikutip dari TribunJabar.id.
Ia juga menuturkan bahwa alat tes kehamilan yang digunakan dibeli seharga Rp100an ribu per boks berisi 100 strip.
"Kita membeli alat tes tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, dan selama kegiatan yang sudah dilakukan selama dua tahun itu memang kita membeli alatnya melalui internet,"
"Sedangkan dana untuk membeli alat itu memakai kas sekolah," ucap dia.
Ia juga menjelaskan soal video viral yang memperlihatkan sejumlah siswi tengah dilakukan tes kehamilan.
Video tersebut direkam melalui kamera HP milik seorang guru wanita.
"Saya, sudah memanggil guru yang bersangkutan untuk menanyakan niat dan tujuan merekam serta mengunggah video tersebut di media sosial,"
"Tapi, semua ini tidak ada anak buah yang salah, tapi pimpinan yang salah," katanya.
Baca juga: Viral Tes Kehamilan di SMA Sulthan Baruna Cianjur, Direstui Orang Tua, Bupati Bilang Perlu Ditiru
Kata Bupati Cianjur
Sementara itu, Herman Suherman selaku Bupati Cianjur menuturkan bahwa tes kehamilan yang dilakukan oleh SMA Sulthan Baruna merupakan program dengan tujuan baik.
Program tersebut juga bisa dilakukan oleh sekolah lainnya.
"Kalau menurut saya, sebetulnya sekolah tersebut memiliki tujuan yang bagus, cuman dieksposnya kurang tepat, dan hal tersebut dapat menjadi sebuah peringatan atau trigger warning bagi para siswa," ucap Herman, Rabu (23/1/2025).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.