Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Sosok Ipda Ferren Azzahra, Polwan Lulusan Psikologi Sebut Siswa SPN Polda Jabar Alami NPD

Bag Psikologi SDM Polda Jabar, Ipda Feren Azzahra Putri menjadi sorotan karena menyebut siswa Bintara SPN Polda Jabar Valyano Boni Raphael alami NPD.

Penulis: Rakli Almughni
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Mengenal Sosok Ipda Ferren Azzahra, Polwan Lulusan Psikologi Sebut Siswa SPN Polda Jabar Alami NPD
Sumber: Tangkapan layar YouTube TV Parlemen
SISWA SPN DIKELUARKAN - Anggota Bag Psikologi SDM Polda Jabar, Ipda Ferren Azzahra Putri memberikan pernyataan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI terkait pemberhentian Siswa Bintara SPN Polda Jabar, Valyano Boni Raphael, yang dikeluarkan H-6 pelantikan anggota Polri, di gedung DPR RI, Jakarta, 6 Februari 2025. Berikut ini profil dan sosok polwan lulusan Piskologi itu. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut sosok anggota polisi wanita (Polwan) bernama Ipda Ferren Azzahra Putri yang menyebut Valyano Boni Raphael, siswa Bintara Sekolah Polisi Negera (SPN) Polda Jawa Barat (Jabar) mengalami Narcissistic Personality Disorder (NPD).

Ipda Ferren Azzahra tercatat aktif sebagai perwira pertama (Pama) Polri.

Di Polri, ia diamanahkan untuk bertugas di wilayah hukum Polda Jabar.

Dikutip dari akun Linked-in, Ipda Ferren menduduki posisi jabatan di satuan tugas Bag Psikologi SDM Polda Jabar.

Ia tercatat sudah mengemban jabatan tersebut sejak Juli 2023.

Polwan asal Cimahi ini merupakan lulusan Psikologi.

Semasa kuliah, Ferren menempuh studi di Universitas Jenderal Ahmad Yani.

Baca juga: Profil Valyano Boni, Bintara di SPN Polda Jabar yang Dipecat Jelang Pelantikan, Disebut Idap NPD

Berita Rekomendasi

Ia masuk pada tahun 2018 dan lulus pada 2022.

Nama lengkap berikut dengan gelarnya yakni Ipda Ferren Azzahra Putri, S.Psi.

Nama Ipda Ferren Azzahra Putri menjadi sorotan lantaran ia menyebut Valyano Boni Raphael mengalami gangguan kejiwaan NPD.

PEMECATAN SISWA SPN - Inilah tangkap layar sosok  Valyano Boni Raphael yang saat sidang Komisi III DPR RI RDP dan RDPU terkait pemberhentian siswa SPN Polda Jabar pada Kamis (6/2/2025) yang diambil oleh Tribunnews pada hari ini Sabtu(8/2/2025). Simak inilah profil Valyano Boni Raphael yang dipecat dari SPN Polda Jabar menjelang pelantikan.
PEMECATAN SISWA SPN - Tangkap layar sosok Valyano Boni Raphael saat sidang Komisi III DPR RI RDP dan RDPU terkait pemberhentian siswa SPN Polda Jabar pada Kamis (6/2/2025) yang diambil oleh Tribunnews pada hari ini Sabtu(8/2/2025). (Kolase tangkapan layar youtube TVR PARLEMEN)

Hal itu diungkapkan dalam rapat dengar pendapat antara Komisi III DPR RI dengan Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jawa Barat.

Valyano sendiri merupakan siswa Bintara SPN Polda Jabar yang dikeluarkan pada 3 Desember 2024.

Padahal, H-6 ia akan dilantik menjadi seorang anggota Polri.

Orangtua Valyano melaporkan peristiwa tersebut kepada Komisi III DPR RI.

Ipda Ferren disorot karena mengeluarkan laporan gangguan kejiwaan terhadap siswa Bintara SPN Polda Jabar, Valyano Boni Raphael.

"Yang bersangkutan (Valyano Boni Raphael) itu NPD, hanya saja yang kami sebutkan pada saat pemulangan itu salah satu contoh perilaku yang menjurus kepada NPD," kata Ferren, dikutip dari tayangan YouTube TVR Parlemen, pada Minggu (9/2/2025).

Ferren lalu menjelaskan sejumlah perilaku Valyano yang menjurus ke NPD.

"Contoh anak kami dinyatakan NPD adalah saat lari bersama siswa anak kami bersorak 'Brimob' dan itu dianggap oleh Bakpesi Polda Jabar NPD," kata Ferren di DPR RI.

Perilaku lain Valyano yang menjurus ke NPD, lanjut Ferren, meminta fasilitas kesehatan yang tak sesuai aturan di SPN Polda Jabar.

"Merasa memiliki hak lebih. Kami dapat data dari SPN yang bersangkutan tidak ingin dirawat di rumah sakit Polri saat infaksi gigi ingin dirawat di Siloam ingin mendapat fasilitas terbaik," ujar Ferren.

Dikatakan Ferren, Valyano juga melakukan eksploitasi interpersonal.

Menurut polwan bermabut pendek itu, Valyano pernah menyuruh siswa SPN lain menyabetkan lidi ke punggungnya.

"Dengan maksud seolah dipukuli pengasuh. Karena dilakukan pemeriksaan tidak terbukti adanya pemukulan dan penculikan tersebut, Propam kami sudah melaksanakan pemeriksaan," katanya.

Pernyataan Ipda Ferren seketika langsung dihenti oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni.

Menurut Sahroni, apa yang disampaikan Ferren merupakan luapan kebencian dan bukan faktual dari cerita yang terjadi.

"Ini sudah meluapkan kebencian ini nggak baik, nggak boleh, ini nggak bisa. Ini bukan faktual dari cerita yang terjadi ini hanya kebencian. Masa menuduh si ini nggak bener si itu nggak bener, apa ibu bener? belum tentu," kata Sahroni.

"Jangan melakukan laporan ini atas kebencian, analisa ini analisa itu. Ibu melaporkan ini sama saja melaporkan ini anak nggak benar, hanya kebencian yang ibu laporkan itu," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Rakli)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas