Mengenal Sosok Ipda Ferren Azzahra, Polwan Lulusan Psikologi Sebut Siswa SPN Polda Jabar Alami NPD
Bag Psikologi SDM Polda Jabar, Ipda Feren Azzahra Putri menjadi sorotan karena menyebut siswa Bintara SPN Polda Jabar Valyano Boni Raphael alami NPD.
Penulis: Rakli Almughni
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Berikut sosok anggota polisi wanita (Polwan) bernama Ipda Ferren Azzahra Putri yang menyebut Valyano Boni Raphael, siswa Bintara Sekolah Polisi Negera (SPN) Polda Jawa Barat (Jabar) mengalami Narcissistic Personality Disorder (NPD).
Ipda Ferren Azzahra tercatat aktif sebagai perwira pertama (Pama) Polri.
Di Polri, ia diamanahkan untuk bertugas di wilayah hukum Polda Jabar.
Dikutip dari akun Linked-in, Ipda Ferren menduduki posisi jabatan di satuan tugas Bag Psikologi SDM Polda Jabar.
Ia tercatat sudah mengemban jabatan tersebut sejak Juli 2023.
Polwan asal Cimahi ini merupakan lulusan Psikologi.
Semasa kuliah, Ferren menempuh studi di Universitas Jenderal Ahmad Yani.
Baca juga: Profil Valyano Boni, Bintara di SPN Polda Jabar yang Dipecat Jelang Pelantikan, Disebut Idap NPD
Ia masuk pada tahun 2018 dan lulus pada 2022.
Nama lengkap berikut dengan gelarnya yakni Ipda Ferren Azzahra Putri, S.Psi.
Nama Ipda Ferren Azzahra Putri menjadi sorotan lantaran ia menyebut Valyano Boni Raphael mengalami gangguan kejiwaan NPD.
Hal itu diungkapkan dalam rapat dengar pendapat antara Komisi III DPR RI dengan Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jawa Barat.
Valyano sendiri merupakan siswa Bintara SPN Polda Jabar yang dikeluarkan pada 3 Desember 2024.
Padahal, H-6 ia akan dilantik menjadi seorang anggota Polri.
Orangtua Valyano melaporkan peristiwa tersebut kepada Komisi III DPR RI.
Ipda Ferren disorot karena mengeluarkan laporan gangguan kejiwaan terhadap siswa Bintara SPN Polda Jabar, Valyano Boni Raphael.
"Yang bersangkutan (Valyano Boni Raphael) itu NPD, hanya saja yang kami sebutkan pada saat pemulangan itu salah satu contoh perilaku yang menjurus kepada NPD," kata Ferren, dikutip dari tayangan YouTube TVR Parlemen, pada Minggu (9/2/2025).
Ferren lalu menjelaskan sejumlah perilaku Valyano yang menjurus ke NPD.
"Contoh anak kami dinyatakan NPD adalah saat lari bersama siswa anak kami bersorak 'Brimob' dan itu dianggap oleh Bakpesi Polda Jabar NPD," kata Ferren di DPR RI.
Perilaku lain Valyano yang menjurus ke NPD, lanjut Ferren, meminta fasilitas kesehatan yang tak sesuai aturan di SPN Polda Jabar.
"Merasa memiliki hak lebih. Kami dapat data dari SPN yang bersangkutan tidak ingin dirawat di rumah sakit Polri saat infaksi gigi ingin dirawat di Siloam ingin mendapat fasilitas terbaik," ujar Ferren.
Dikatakan Ferren, Valyano juga melakukan eksploitasi interpersonal.
Menurut polwan bermabut pendek itu, Valyano pernah menyuruh siswa SPN lain menyabetkan lidi ke punggungnya.
"Dengan maksud seolah dipukuli pengasuh. Karena dilakukan pemeriksaan tidak terbukti adanya pemukulan dan penculikan tersebut, Propam kami sudah melaksanakan pemeriksaan," katanya.
Pernyataan Ipda Ferren seketika langsung dihenti oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni.
Menurut Sahroni, apa yang disampaikan Ferren merupakan luapan kebencian dan bukan faktual dari cerita yang terjadi.
"Ini sudah meluapkan kebencian ini nggak baik, nggak boleh, ini nggak bisa. Ini bukan faktual dari cerita yang terjadi ini hanya kebencian. Masa menuduh si ini nggak bener si itu nggak bener, apa ibu bener? belum tentu," kata Sahroni.
"Jangan melakukan laporan ini atas kebencian, analisa ini analisa itu. Ibu melaporkan ini sama saja melaporkan ini anak nggak benar, hanya kebencian yang ibu laporkan itu," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Rakli)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.