Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Pesawat Gendut Pemburu Kapal Selam yang Pernah Jadi Andalan TNI AL

Dengan digunakananya Gannet oleh TNI AL makin membuat Inggris berang, hingga memutuskan pasokan suku cadangnya.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Inilah Pesawat Gendut Pemburu Kapal Selam yang Pernah Jadi Andalan TNI AL
Angkasa/Rangga Baswara Sawiyya
Pesawat Gannet TNI AL. 

Gannet didukung oleh mesin turboprop Double Mamba (populer dengan sebutan Twin Pac) buatan Armstrong-Siddeley.

Mesin ini menggerakkan bilah baling-baling model tumpuk yang berputar berlawanan arah (contra rotating).

Kelebihan mesin ini adalah salah satu mesin dapat dimatikan untuk penerbangan jelajah ekonomis.

Jika salah satu mesin gagal bekerja, maka pesawat juga tidak akan mengalami masalah dalam penanganan terbang terkait dengan penggunaan mesin contra rotarytersebut.

Gannet milik TNI AL telah mengadopsi mesin tipe baru Double Mamba Mark 101 berdaya 3.035 SHP lebih besar dibanding Double Mamba Mark 100 yang dipakai pada versi AS.1 berdaya 2.950 SHP.

Langsung menuju palagan

Dua pesawat dari pengiriman pertama tiba di Surabaya tahun 1960. Berangsur-angsur disusul pesawat berikutnya hingga total genap menjadi 18 unit masuk Skadron Udara 100 antikapal selam bermarkas di Morokrembangan, Surabaya.

Berita Rekomendasi

Belum genap dua tahun berdinas AS.4 Gannet dilibatkan dalam Operasi Trikora, dikirim ke wilayah timur untuk mengawasi dan meng-cover laut sekitar Sulawesi hingga laut Banda yang berpangkalan di Liang, Ambon.

Selepas Trikora, Gannet ditarik ke sarangnya. Malang tak dapat ditolak, sebuah Gannet mengalami kecelakaan disekitar Ambon waktu menjalani penerbangan malam dari Mapanget, Manado ke Liang, Ambon. Pesawat baru ditemukan secara tak sengaja setahun kemudian di Gunung Salahatu.

Tak sempat beristirahat lama, Gannet kembali memenuhi panggilan tugas. Kali ini dalam Operasi Dwikora dari 1964-1966 untuk mengawasi perairan di sepanajang perbatasan Singapura hingga selat Karimata dan berbasis di Tanjung Pinang, Riau.

Gannet juga terbang dari Denpasar, Bali guna memantau pergerakkan kapal lawan di wilayah selatan Samudra Hindia. Bak senjata makan tuan, Inggris harus menghadapi senjata buatannya sendiri.

Dengan digunakananya Gannet oleh TNI AL makin membuat Inggris berang, hingga memutuskan pasokan suku cadangnya.

Dalam konflik ini Inggris juga menggunakan GannetAEW.3 yakni versi Airborne Early Warning yang dioperasikan oleh Fleet Air Arm No.849 Squadron.

Lambat laun kinerja Gannet mulai menurun. Dengan terpaksa Penerbal pun akhirnya melakukan kanibalisasi agar pesawat tetap bisa operasional.

Awal tahun 1970-an diputuskan seluruh Gannet tersisa harus beristirahat selamanya.

Walau dalam dua operasi militer yang dijalani Gannet tak pernah melepaskan senjatanya, namun Si Gembul memasuki masa purnabakti dengan terhormat sebagai veteran perang sejati.

Author: Rangga Baswara Sawiyya/Remigius Septian

Sumber: Angkasa
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas