Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesawat Angkut Militer C-27J: Muatan Kelas Menengah, Performa Kelas Berat

Walau dari segi dimensi relatif sejajar, C-27J mampu mengangkut 11 ton muatan, selisih dua ton dari kompetitornya.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pesawat Angkut Militer C-27J: Muatan Kelas Menengah, Performa Kelas Berat
ANGKASA
Pesawat angkut militer C-27J 

Agustus 1990, Pentagon resmi memesan 10 unit G.222. Dari sinilah G.222 resmi berubah nama menjadi C-27A dan sering disebut Hercules mini karena desainnya yang mirip C-130.

Setahun kemudian unit pertama diserahterimakan ke tangan USAF.

C-27A generasi pertama ini menurut catatan AU AS menggunakan dua mesin turboprop General Electric T64-P4D dengan kekuatan 3.400 tenaga kuda di masing-masing mesinnya.

Setiap mesinnya dilengkapi tiga bilah baling Hamilton Standard.

Dengan konfigurasi mesin ini C-27A bisa mengangkut sekitar 9 ton kargo, 53 pasukan atau setara dengan 36 tandu untuk keperluan military rescue.

Untuk membuat versi yang lebih modern, mulai 1995, Alenia menggandeng Lockheed Martin dan membentuk Lockheed Martin Alenia Tactical Transport System (LMATTS). Golnya adalah menjadikan C-27 sebagai C-130J versi kecilnya.

Kerja sama ini membuahkan hasil. Pada 24 September 1999, C-27 versi upgrade atau disebut C-27J Spartan, untuk pertama kali mengudara memulai rangkaian uji terbangnya.

Berita Rekomendasi

Pesawat ini menyandang akhiran ‘J’ karena memang benar-benar menggunakan sistem avionik dari C-130J, mulai dari sistem glass cockpit hingga mesin Rolls-Royce AE2100.

Uji terbang pertama itu membuahkan hasil yang amat positif. Kecepatan jelajah tercatat naik sebesar 25 persen, kemampuan jelajahnya bahkan melambung hingga 35 persen dari versi sebelumnya.

Berkat struktur airframe yang diperkuat, daya angkut Spartan ikut meningkat 11 persen dari C-27A.

Alenia sebagai kontraktor utama tentu optimis dengan kesuksesan Spartan di pasar internasional. Untuk kebutuhan militer AS sendiri Alenia berharap C-27J diikutsertakan dalam program Joint Cargo Aircraft (JCA), sebuah program yang menggabungkan armada  angkut milik AD AS dan AU AS dalam operasi militer.

Ternyata realita tidak semanis harapan. Suksesnya rangkaian uji operasional Spartan tidak serta-merta menarik minat Departemen Pertahanan AS untuk membuat pesanan.

Pentagon justru menyatakan masih akan menggunakan pesawat angkut kelas menengah C-12, C-23, dan C-26 milik Kavaleri Udara AD AS dalam program JCA.

Baru pada 2005 lalu Departemen Pertahanan AS menyatakan bahwa pihaknya akan menyudahi operasional Short C-23 Sherpa dan mengurangi operasi CH-47 Chinook.

Halaman
1234
Sumber: Angkasa
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas