Naufal, Penemu Tenaga Listrik dari Pohon Kedondol: Cara Kerjanya Mirip Solar Cell
Naufal membuat sendiri baterainya dari berbagai bahan baku seng dan bahan lainnya.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada tahun 2025 mendatang, Pemerintah harus memenuhi bauran energi baru dan terbarukan hingga 23 persen dari total energi yang dipakai dalam pembangkit listrik.
Sejauh ini baru energi terbarukan yang dikembangkan Pemerintah, sementara energi baru belum dikembangkan. Padahal, ada salah satu penemuan fenomenal dari remaja 15 tahun asal Kota Langsa, Aceh, ini.
Remaja itu bernama Naufal Raziq yang menemukan energi listrik dari pohon kedodong (Spondias dulcia forst).
Siswa kelas III Mts Negeri Langsa Lama, Kota Langsa, Nangroe Aceh Darusalam tersebut saat ini tengah mencari cara suapaya temuannya bisa lebih sempurna dan daya pemulihan (recovery) energi listrik dari pohon kedodong secara optimal.
Baca: Duh! Naufal Bocah Penemu Listrik dari Pohon Kedondong Akan Dibajak Ilmuwan Jerman
Saat ini energi yang dikeluarkan oleh pohon kedondong itu sudah bisa dinikmati untuk penerangan, namun memang perlu penyempurnaan lagi.
"Saat ini energinya belum begitu stabil. Saya lakukan eksperimen dengan proses charging menggunakan baterai sebagai penyimpan daya sehingga energi dari pohon kedondong siang harinya dapat disimpan di baterai dan pada malamnya energinya dapat kembali digunakan untuk menghidupkan lampu,” ujar Naufal saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (10/5/2017).
Baterai yang Naufal pakai juga bukan baterai yang biasa kita temukan di toko-toko. Naufal membuat sendiri baterainya dari berbagai bahan baku seng dan bahan lainnya.
Baca: Naufal, Bocah Penemu Listrik dari Pohon Kendondong Ingin Kuliah di ITB dan Jadi Ilmuwan
Dengan memakai baterai tersebut, sumber listrik yang dihasilkan dari kadar asam pohon kedondong tersebut akan tersimpan ke dalam baterai, sehingga aliran listrik dari baterai akan stabil jika digunakan untuk menerangi rumah.
Proses kerja dari penyimpanan melalui baterai ini mirip dengan penyimpanan sinar mataharai atau surya ke dalam alat solar cell atau PLTS.
“Proses awalnya itu langsung dari pohon kedondong ke lampu, energinya tidak stabil dan lama kelamaan drop dan recovery secara alaminya lambat sekali, sekarang dari pohon ke baterai lalu ke lampu, ini edisi terbaru dari penemuan saya," tutur Naufal dengan ekspresi penuh percaya diri.
Reporter: Azis Husaini