Identitas Gajah Mada yang Ramai Dibicarakan: dari Agamanya hingga Berasal dari Lamongan atau Buton
"Saya pernah ketemu orang Lamongan. Orang itu percaya Gajah Mada dari Lamongan. Makamnya ada di sana, juga makam ibunya."
Editor: Malvyandie Haryadi
Agus menuturkan, klaim harus dibedakan dan ditelaah dasarnya secara ilmiah serta dilihat berdasarkan data-data arkeologi yang ada.
Ia mengatakan, sejarah dan arkeologi telah memiliki metode untuk mengungkap identitas kerajaan berdasarkan prasasti, karya sastra, hingga legenda.
"Kalau tidak memakai metode ilmiah, sulit dibandingkan," ungkap dosen yang menulis buku "Catuspatha: Arkeologi Majapahit" itu.
"Seperti orang Bandung yang saya temui dan mengatakan Gajah Mada dari Sunda, dia mengatakan mengetahui itu dengan metode wangsit. Saya tidak bisa membuktikan Gajah Mada berasal dari sana dengan wangsit," katanya.
Sejarawan dan Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilman Farid, mengungkapkan, klaim-klaim harus disikapi secara kritis.
"Ini bukan soal penafsiran. Kalau buktinya sama lalu beda pandangan itu soal penafsiran. Tapi kalau seperti kasus Majapahit kasultanan itu bukan penafsiran karena satu pihak tidak punya bukti," katanya.
Jejak Idjon Djanbi Pendiri Kopassus: Petani yang Menikahi Wanita Sunda dan Masuk Islam
"Penulis buku Majapahit kasultanan itu sudah beda dengan peneliti. Penulis itu bekerja menurut keyakinan, peneliti bekerja berdasarkan keraguan. Ini sudah beda," imbuhnya.
Menurutnya, wacana Majapahit kasultanan sulit didiskusikan secara ilmiah sebab satu pihak tidak punya bukti arkeologi.
Ia mengajak publik untuk menaruh perhatian lebih besar pada masalah sejarah dan arkeologi yang nyata, seperti rusaknya cagar budaya. (Kompas.com/Yunanto Wiji Utomo)
Berita ini sebelumnya telah dipublikasaikan Kompas.com dengan judul: Tak Cuma Diklaim Muslim, Gajah Mada Juga Pernah Dibilang dari Lamongan.