Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ilmuwan Temukan Fakta Terbaru, Ternyata di Bulan Memiliki Banyak Kandungan Air

Ada lebih banyak air di bulan daripada yang kita duga sebelumnya. Hal tersebut didasarkan pada penemuan baru butiran kaca kecil

Editor: Sugiyarto
zoom-in Ilmuwan Temukan Fakta Terbaru, Ternyata di Bulan Memiliki Banyak Kandungan Air
Istimewa
Ilustrasi 

Penemuan Berbeda

Sementara kita telah memetakan sejumlah air permukaan bulan, kita tidak tahu pasti apa yang ada di dalam bulan. Hal tersebut dikarenakan sedikitnya sampel batuan vulkanik yang ditemukan di permukaan bulan.

Dalam studi mereka, Ralph Milliken dari Brown University dan Shuai Li dari University of Hawaii ingin mengetahui lebih banyak tentang jumlah air di dalam bulan.

Studi ini adalah salah satu studi pertama yang mencoba melakukan penyelidikan jumlah air di dalam bulan sekaligus memberi jawaban dengan menggunakan pemetaan satelit dari puing-puing vulkanik yang disebut aliran piroklastik.

Seberapa Banyak Air di Sana?

Meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa air di bulan begitu melimpah, tetapi sulit untuk mengetahui dengan pasti berapa jumlahnya.

Studi dari tahun 2011 mengungkapkan bahwa butiran vulkanik mengandung air dalam jumlah yang sama seperti basal vulkanik di Bumi.

Berita Rekomendasi

Dan jauh di dalam planet kita, mungkin ada lebih banyak air dibandingkan seluruh air yang ada di permukaan laut, danau, dan sungai.

Temuan baru ini dapat bermakna bahwa setidaknya sebagian lapisan bulan mungkin memiliki banyak air, layaknya di Bumi.

Kesempatan di Masa Depan

Meskipun butiran kaca hanya mengandung 0,05 persen air, jumlah tersebut tetap menjadi peluang menggiurkan bagi para penjelajah bulan di masa depan.

Air es di kawah kutub yang sangat gelap akan jauh lebih sulit dijangkau daripada bebatuan vulkanik berair yang tersebar di bulan.

Hal itu bermakna bahwa pengunjung bulan dapat mengambil air di sana tanpa harus membawa persediaan sendiri dari Bumi.

"Ini sebenarnya sangat berguna," kata Colaprete. "Penemuan ini dapat menjadi sumber yang potensial di masa mendatang dan dapat dibandingkan dengan studi sumber daya kutub masa depan," tambahnya. (*/National Geographic Indonesia) 

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas