Hadiah Nobel Fisika untuk Tiga Ilmuwan AS
"Kita sekarang menyaksikan awal sebuah bidang baru yakni astronom gelombang gravitasi," kata Nils Martensson
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, STOCKHOLM - Berkat penelitian soal gelombang gravitasi, tiga ilmuwan Amerika Serikat (AS) memenangkan hadiah Nobel Fisika tahun 2017, Selasa (3/10/2017).
Temuan tiga scientist tersebut membuka era baru astronomi dengan mendeteksi gelombang gravitasi serta riak-riak di alam semesta.
Ketiga ilmuan yang berhasil mendeteksi gelombang gravitasi itu dan mengantarkan mereka meraih penghargaan Nobel 2017 adalah Rainer Weiss, Barry Barish dan Kip Thorne.
Mengukur gelombang gravitasi menawarkan cara baru untuk mengamati alam semesta.
Cara ini juga akan membantu para ilmuwan mengeksplorasi sifat benda misterius di luar angkasa termasuk lubang hitam dan bintang neutron. Ini mungkin juga memberi wawasan tentang momen paling awal di alam semesta.
Deteksi pertama gelombang gravitasi menciptakan sensasi ilmiah saat diumumkan awal tahun lalu. Sejak saat itu, tim yang terlibat dalam penemuan tersebut banyak difavoritkan meraih Nobel.
Baca: Nissan Recall 1,21 Juta Mobil di Jepang
Baca: BPK Temukan Indikasi 87 Pemda Bermasalah dengan Aset Lancarnya
"Kita sekarang menyaksikan awal sebuah bidang baru yakni astronom gelombang gravitasi," kata Nils Martensson, Ketua Komite Nobel untuk Fisika seperti dilansir Reuters, Rabu (4/10/2017).
Martensson mengatakan, penemuan gelombang gravitasi ini akan mengajarkan tentang proses kejadian yang banyak terjadi di alam semesta. "Ini juga akan menghasilkan wawasan baru tentang sifat gravitasi ekstrem," imbuh dia.
Deteksi gelombang gravitasi tersebut dilakukan dengan menggunakan dua alat atau instrumen. Yakni, dengan Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) berbasis di AS.
Alat ini mendeteksi gelombang pertama gravitasi yang disebabkan oleh lubang hitam yang bertabrakan. Satu lagi yang dikenal dengan VIRGO yang berbasis di Italia, juga telah mendeteksi gelombang gravitasi.
Para ilmuan menilai, LIGO dan VIRGO menawarkan cara baru untuk mengeksplorasi sifat dasar alam semesta yang sejauh ini tidak mungkin dilakukan, bahkan dengan teleskop yang paling canggih sekalipun.
Sebab, gelombang gravitasi sangat berbeda dari gelombang elektromagnetik seperti gelombang radio, cahaya tampak, cahaya inframerah dan sinar-X.
"Ini hanyalah awal dari eksplorasi roller coaster baru di alam semesta," kata Alberto Vecchio, ilmuan dari Fakultas Astronomi Universitas Birmingham.
Rainer Weiss, sang peraih Nobel mengatakan, penemuan ini baru permulaan. Apalagi, ada banyak hal terjadi di alam semesta yang memancarkan gelombang gravitasi.
"Lubang hitam adalah yang paling jelas tapi ada banyak, banyak lainnya," kata dia.
Kesulitan paling besar dari eksperimen ini adalah sinyal dari gelombang gravitasi sangat lemah saat mencapai Bumi dan karenanya memerlukan pengukuran yang sangat akurat.
Weiss dan timnya mendapatkan hadiah US$ 1,1 juta atas keberhasilan mereka meraih penghargaan Nobel Fisika 2017.
Menurut Weiss, penghargaan ini merupakan pengakuan terhadap sekitar 1.000 orang ang bekerja dalam mendeteksi gelombang gravitasi.
Reporter: Khomarul Hidayat