Kura-kura Berambut Hijau yang Bernapas Melalui Alat Kelaminnya Terancam Punah
Kura-kura Sungai Mary (Mary River Turle) masuk ke dalam daftar hewan terancam punah versi lembaga konservasi hewan
Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Kura-kura Sungai Mary (Mary River Turle) masuk ke dalam daftar hewan terancam punah versi lembaga konservasi hewan, Zoological Society of London (ZSL).
Kura-kura sungai Mary merupakan spesies kura-kura unik yang hanya ditemukan di Sungai Mary di Queenssland, Australia. Salah satu fitur terunik kura-kura sungai Mary, yakni ia memiliki rambut mohawk warna hijau dan dua tonjolan seperti jari di bawah dagunya.
Selain itu, kura-kura sungai Mary bernapas melalui kloaka atau lubang untuk saluran pencernaan, urine dan alat kelamin pada spesies hewan tertentu.
Seperti dilansir The Guardian, Kamis (12/4/2018), kura-kura ini berada di posisi 30 pada daftar Evolutionarily Distinct and Globally Endangered (Edge) ZSL untuk reptil.
Pertama kali didirikan pada 2007, daftar Edge sebelumnya telah diterbitkan untuk amfibi, burung, karang dan mamalia, membantu memandu prioritas konservasi untuk 100 spesies paling berisiko.
Setiap spesies diberi skor yang menggabungkan risiko kepunahan dengan isolasi evolusioner atau keunikannya, dengan daftar terbaru yang didukung oleh studi dalam jurnal Plos One.
Pada urutan pertama adalah kura-kura berkepala besar Madagaskar, yang memiliki skor Edge lebih tinggi daripada burung amfibi, burung atau mamalia lainnya, dan hewan ini masih digunakan untuk bahan konsumsi dan perdagangan global.
Spesies unik lain yang terancam punah termasuk boa bundar dari Mauritius, ular yang merupakan satu-satunya vertebrata darat yang diketahui memiliki rahang atas berengsel; bunglon daun Madagaskar yang seukuran jempol manusia; dan gharial, buaya pemakan ikan bermoncong langsing. Kurang dari 235 gharial bertahan hidup di sungai-sungai di India utara dan Nepal.
“Reptil sering disepelekan dalam hal konservasi dibandingkan dengan burung dan mamalia. Daftar reptil Edge menyoroti betapa unik, rentan dan luar biasa makhluk-makhluk ini,” katakoordinator reptil Edge, Rikki Gumbs.
“Sama seperti harimau, badak dan gajah, penting sekali kita melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan hewan-hewan yang unik dan terlalu sering diabaikan ini. Jika kita kehilangan spesies ini tidak akan ada yang seperti mereka yang tersisa di Bumi," pungkasnya.