1000 Peserta Masuk Semifinal Kompetisi Cyber Security Nasional Born to Protect
Program ini digagas oleh Xynexis International dan didukung sepenuhnya oleh Kominfo .
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Born To Protect adalah sebuah program dengan aktifitas terpadu menjaring para punggawa gladiator-gladiator muda di bidang Cyber security. Program ini digagas oleh Xynexis International dan didukung sepenuhnya oleh Kominfo .
Kompetisi ini adalah Kompetisi Cyber Security Nasional yang diharapkan setiap tahun bisa menjaring 10.000 kandidat talent Cyber Security Indonesia. Untuk bisa menghimpun bakat-bakat Gladiator Cyber security Born to Protect hadir di 10 kota di Indonesia dalam melakukan Audisinya
SDM merupakan faktor penentu bagi kedaulatan Indonesia di dunia cyber , dimana dalam menciptakan kedaulatan Indonesia di dunia cyber, ada tiga aspek utama dari system yang perlu diperhatikan. Pertama adalah aspek People, atau manusia pengelolanya. Kedua, aspek proses, yaitu proses pengelolaan dari sistem itu agar menghasilkan sistem yang aman. Aspek ketiga, teknologi.
Konsep PPT ini sangat menentukan keberhasilan kedaulatan Indonesia di dunia cyber di masa mendatang. Serangan yang lebih beragam di masa mendatang, membutuhkan pertahanan yang lebih baik dan menyeluruh
Kegiatan ini diawali pada tanggal 19 Agustus 2017 tahun lalu , di Kampus Karawaci Universitas Gunadarma. Sekitar 1300 calon peserta, meramaikan kegiatan Born to Protect. Setelah dimulai di Jakarta, kegiatan dengan format yang sama akan dilaksanakan di 9 kota lainnya. Kegiatan ini merupakan kerjasama Kementerian Komunikasi dan Informasi, Xynesis dan Aptikom.
Kegiatan Born to Protect ini bertujuan untuk berkontribusi di dalam menyiapkan publik Indonesia agar makin peduli dengan Keamanan Informasi, dalam menyiapkan SDM Indonesia bidang Keamanan Informasi, serta menjalin kerjasama antara berbagai pihak yang mendukung peningkatan keamanan cyber di Indonesia. Kompetisi Cyber Security Nasional, tahun ini di ikuti oleh total 8.661 orang peserta dari seluruh Indonesia.
Setelah dilakukan audisi 7 kota dan 3 kota secara online terseleksi 1000 peserta terbaik. Dan minggu kemarin tahapan semifinal diadakan pada Sabtu, 28 April 2018 secara online di ikuti oleh 1000 peserta mengadu keahlian hacking secara online.
CTF (Capture The Flag) online di ikuti 1000 peserta bisa dibilang merupakan yang terbesar di Indonesia. Dari hasil top 100 bisa di bilang bahwa talent sangat hebat-hebat dan sangat mengagetkan bahwa banyak juga dari SMK.
“ Hal ini menandakan bahwa respon dan potensi anak muda Indonesia untuk Cyber security bisa di acungkan jempol. Panitia cukup dibuat kaget karena ada yang berhasil mengumpulkan score cukup banyak dan masih berumur 15 tahun," ," ujar Eva Noor , CEO PT Xynexis Internasional dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/5/2018).
"Untuk itu, akan di lakukan verifikasi dahulu apa bisa masuk digicamp atau tidak. 100 pemenang ini nantinya akan di training bootcamp di Jakarta selama 2 minggu pada bulan Juli," lanjutnya.
Sebanyak 4 orang mahasiswa Universitas Bina Darma berhasil lolos online kualifikasi Born To Protect putaran kedua. Para mahasiswa tersebut tergabung dalam UKM Bina Darma Cyber Army dan para asisten lab Cisco Universitas Bina Darma Palembang.
”Target peserta 10.000 orang peserta di 10 kota, 7 kota audisi langsung dan 3 kota dengan sistem online menghasil kan top 100 yang akan masuk pada tahapan digicamp di Jakarta,” Raditya Iriandi, program directornya born to protect menegaskan.