Ini Dia Drone yang Hampir Memicu Perang AS-Iran, Lihat Kehebatan dan Harganya
Insiden itu nyaris memicu perang antara AS dengan Iran, setelah Presiden Trump memberikan izin serangan terhadap Teheran
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Iran mengumumkan telah menembak jatuh sebuah drone mata-mata milik AS, pada Kamis (20/6/2019) pekan lalu, karena dianggap telah memasuki wilayah udaranya tanpa izin.
Insiden itu nyaris memicu perang antara AS dengan Iran, setelah Presiden Donald Trump Trump memberikan izin serangan terhadap Teheran, sebelum kemudian membatalkannya.
"Itu adalah serangan tanpa alasan terhadap aset pengawasan AS di wilayah udara internasional," kata Kapten Angkatan Laut, Bill Urban, juru bicara Komando Pusat AS, dalam sebuah pernyataan.
Urban mengidentifikasi drone pengintai tersebut sebagai RQ-4A Global Hawk, yang tengah terbang di wilayah udara internasional di atas Selat Hormuz.
Baca: Jadwal Perempat Final Copa America 2019 Setelah Argentina Lolos dari Lubang Jarum
Baca: Polisi Kantongi Nama Pembunuh Wanita Muda yang Ditemukan Terikat di Legok
Baca: Pria Tak Dikenal Tewas Tersambar Kereta Cireks di Indramayu
Baca: Asmara Oknum 3 Guru SMP Dengan 3 Siswinya, Berhubungan Intim Bersama di Laboraturium
Namun seperti apa drone yang ditembak jatuh Iran itu, sehingga membuat AS nyaris membalas dengan serangan mematikan ke Iran?
Dilansir CNN, drone Global Hawks pertama kali diterbangkan AS pada 2001 dan telah digunakan dalam misi di Irak, Afghanistan, Afrika Utara, dan kawasan Asia Pasifik.
Drone tersebut digunakan dalam misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR) dan memberi data atas wilayah laut dan pesisir yang luas secara real-time.
"Pesawat itu dirancang untuk mengumpulkan citra hampir secara real-time dari area yang luas dalam segala cuaca, baik siang maupun malam," kata perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan Northrop Grumman, yang mengembangkan drone ini.
Berbeda dengan drone MQ-1 Predator dan MQ-9 Reaper yang difungsikan sebagai drone serang dengan kemampuan peluncuran roket, drone Global Hawk tidak dilengkapi senjata dan hanya digunakan sebagai pengumpul informasi.
Dari sisi harga, drone Global Hawk juga jauh lebih mahal dibandingkan Predator atau Reaper. Menurut informasi yang diperoleh CNN, sebuah drone RQ-4A bernilai 110 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,5 triliun.
Drone tersebut telah digunakan sebagai dasar untuk pengembangan drone generasi berikutnya, seperti RQ-4B yang lebih besar, atau MQ-4C Triton, yang merupakan hasil evolusi dari keluarga RQ-4.
Drone tersebut dilengkapi dengan sejumlah sensor yang berfungsi untuk melancarkan misi pengumpulan data.
Drone Global Hawk itu memiliki dimensi lebar sayap 35,4 meter, panjang 13,5 meter, dan tinggi 4,6 meter. Drone ini disebut mampu terbang hingga mencapai ketinggian 19.800 meter.
Pesawat tanpa awak tersebut juga diklaim mampu terbang dalam segala kondisi cuaca selama lebih dari 24 jam setiap kalinya.
Dalam salah satu misi disebutkan, drone ini mampu menyajikan informasi intelijen secara rinci dari hasil pengawasan dan pengintaian real-time untuk area seluas lebih dari 100.000 kilometer persegi.
Drone pengintai ini juga telah menerima sertifikat kelaikan udara militer dari Angkatan Udara AS pada Januari 2006, sebagai bukti rekam jejak yang telah terbukti dari operasi yang dijalankan. (Agni Vidya Perdana)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nyaris Picu Perang, Inilah "Drone" Pengintai RQ-4A Global Hawk yang Ditembak Jatuh Iran"