Kisah Anak PKH Raih Medali di Olimpiade Astronomi Internasional di Hungaria, Sempat Diinfus
Kabar menggembirakan datang dari Hungaria, tim Indonesia berhasil meraih 1 perak, 2 perunggu dan 1 Honorable Mention
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Kabar menggembirakan datang dari Hungaria, tim Indonesia berhasil meraih 1 perak, 2 perunggu dan 1 Honorable Mention pada 13th International Olympiad on Astronomy and Astrophysics 2019 di Keszthely Hungaria.
Tim Indonesia terdiri atas 5 siswa yaitu Hilmi Nuruzzaman (perak), Akhdan Dzaky (perunggu), Ananda Hafidh (perunggu), Vito Ghifari (Honorable Mention) dan Razita Afrina.
Hilmi Nuruzzaman peraih medali perak siswa kelas 12 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong. Lahir dari pasangan Herman Susilo dan Andri Yunia, Hilmi berhasil bersaing dengan 260 siswa dari 47 negara.
Herman ayah Hilmi yang juga Tenaga Ahli Program Keluarga Harapan Pusat. Ia bersyukur Indonesia mampu melanjutkan tradisi meraih medali dalam Olimpiade Internasional.
Baca: Indonesia Badax Ice Hockey Club Raih Dua Gelar di Asian Youth Hockey League 2019
Baca: Prabowo-Mega Akrab, Gerindra: Ada yang “Kebakaran Brewok”
Baca: Jadwal Siaran Langsung MotoGP Austria 2019 Live Trans7, Marc Marquez Terdepan, Rossi Urutan ke-10
Hal tersebut tak lepas dari bimbingan, dukungan dan doa para pembimbing. "Terima kasih kepada sivitas akademika Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong, pembimbing dari ITB dan Direktorat Pengembangan Siswa Kemendikbud atas semua dukungannya," ujar Herman.
Dibawa Ambulans
Perjalanan Hilmi menuju olimpiade internasional cukup berliku. Saat Olimpiade Sain tingkat Provinsi tahun 2018 Hilmi sempat diinfus karena sakit. Sebenarnya sang ibu yang juga dokter menyarankan Hilmi tidak perlu ikut olimpiade provinsi.
"Tapi dia berurai air mata karena sedih, memaksa tetap ikut olimpiade," ungkap Herman.
Akhirnya ia dibawa ambulans dengan tangan terinfus dan tetap mengikuti olimpiade sains provinsi di Anyer Banten. "Alhamdulillah lolos ke tingkat nasional," kata Herman.
Bahkan Hilmi meraih meraih emas dan best practice pada Olimpiade Sains tingkat Nasional (OSN) 2018 di Padang Sumatera Barat.
Untuk mengikuti olimpiade internasional para juara OSN 2018 harus mengikuti seleksi lagi. "Mereka melalui 3 tahap seleksi nasional," ujar Dr. rer. nat. Mochamad Ikbal Arifyanto, M.Sc. dosen Institut Teknologi Bandung yang juga pembimbing tim olimpiade.
Hasil seleksi tersebut dipilih lima siswa terbaik yang mengikuti olimpiade internasional di Keszthely Hungaria.
Tim olimpiade hadir di Hungaria bersama pembimbing dari ITB Dr. Hakim Luthfi Malasan dan Dr. rer. nat. Mochamad Ikbal Arifyanto, M.Sc. serta Rina Imayanti, S.Si., M.Ak.
Kepala Seksi Pembelajaran Subdirektorat Kurikulum Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Di tempat terpisah Kepala MAN Insan Cendekia Serpong Persahini Sidik menganggap ini adalah kado kemerdekaan Indonesia.
"Alhamdulillah Kado HUT ke-74 Republik Indonesia," tutur perempuan yang biasa dipanggil Penny.
Ia juga bersyukur tahun 2019 ini MAN Insan Cendekia Serpong berhasil mengantarkan 2 siswanya ke olimpiade internasional.
"Alhamdulillah selamat untuk Hilmi. belajar adalah ibadah, prestasi untuk dakwah, madrasah hebat bermartabat," tutupnya memberi semangat.