Penelitian Sebut Hoaks Rentan Disebarkan oleh Orang Berpendidikan dan Berpenghasilan Rendah
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa masyarakat dengan tingkat pendidikan dan penghasilan rendah rentan menjadi pelaku penyebaran hoaks
Editor: Putradi Pamungkas
TRIBUNNEWS.COM – Sebuah penelitian yang baru saja diterbitkan dengan judul Behavior and Information Technology menghasilkan penemuan baru soal penyebaran hoaks atau berita bohong.
Hasil penelitian tersebut membantah temuan-temuan sebelumnya yang mengatakan usia menentukan rentan tidaknya seseorang menjadi penyebar hoaks.
Penelitian yang dilakukan oleh Ika Karlina Idris, Dosen Paramadina Graduate School of Communication Universitas Paramadina dan Laeeq Khan dari Ohio University, Amerika Serikat.
Penelitian itu menyusun sebuah studi untuk lebih mengenali siapa individu penyebar hoaks dengan harapan hasilnya dapat menjadi petunjuk dalam penyusunan program literasi yang lebih tepat sasaran.
Berbeda dengan temuan-temuan sebelumnya, penelitian tersebut menunjukkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi seseorang membuat mereka rentan untuk menyebarkan hoaks atau berita bohong.
Hasil penelitian
Dikutip dari Nationalgeographic.grid.id, Minggu (15/9/2019), penelitian ini melibatkan 396 responden yang terdiri atas mahasiswa di tiga universitas negeri dan swasta di Jakarta serta pekerja media di beberapa wilayah di Indonesia.
Riset ini dilakukan pada Januari-Februari 2018 dengan metode pengambilan data berupa kuisioner yang disebar melalui jaringan internet.
Peneliti memilih metode ini untuk menjangkau responden dengan lebih mudah.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti juga ingin mengetahui bagaimana kemampuan seseorang dalam mencari, membagi, dan memverifikasi informasi perilaku responden dalam menyebarkan hoaks.