Kapal Riset Baruna Jaya I Dikerahkan untuk Pemeliharaan Buoy Ina-TEWS
Pemeliharaan mencakup pemasangan dua Buoy MET-Oceanografi dan pengangkatan tiga Buoy sebelumnya
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemutakhiran teknologi untuk mendeteksi bencana tsunami maupun observasi interaksi laut atmosfer di perairan Indonesia terus diupayakan.
Untuk keperluan ini, Balai Teknologi Survei Kelautan di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menjalin kerja sama dengan Jamstec, Jepang, untuk pemeliharaan terhadap MET Buoy dan Mooring yang merupakan bagian dari program RAMA Buoy di Samudera Hindia.
Kepala BPPT Hammam Riza menyatakan kerja sama ini sangat penting sebagai upaya BPPT membantu kesiagaan pemerintah mendeteksi dini bencana tsunami sekaligus bagian dari survei untuk Ina Tsunami Early Warning System (TEWS).
"Bagi BPPT, ini merupakan bagian dari transfer teknologi dan pengetahuan mengenai Buoy dan sistem mooring yang nantinya bisa di aplikasikan ke Ina TEWS," ujar Hammam, Jumat (1/11/2019).
Perekayasa BPPT sekaligus Ketua Tim Survei Observasi Laut dan Pemeliharaan Buoy serta Sitem Mooring Milik Jamstec Jepang, Adam Budi Nugroho mengatakan, kerja sama ini melibatkan Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I.
Ia menjelaskan, pemeliharaan mencakup pemasangan dua Buoy MET-Oceanografi dan pengangkatan tiga Buoy sebelumnya dan menyasar sensor pada Buoy yakni baterai, sensor observasi dan sensor meteorologi.
"Pemeliharaan rutin Buoy dilakukan setiap dua tahun," kata Adam.
Peneliti dari Jamstec Jepang, Iwao Ueki, menyambut positif kerja sama dengan lembaga yang berfokus pada bidang kaji-terap teknologi tersebut.
Kegiatan ini, kata Ueki, merupakan bagian dari program Global Tropical Moored Aray Eastern Indian Ocean Upwelling Initiative dan Program International Climate Monitoring System.
"Jamstec tetap akan bekerja sama dengan BPPT melalui optimalisasi KR Baruna Jaya dan akan terus melakukan monitoring secara realtime," kata Ueki.
Ia menambahkan, data monitoring yang dihasilkan dari kerja sama ini, nantinya dapat digunakan pula oleh lembaga terkait seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta para peneliti untuk melakukan monitoring cuaca dan prediksi cuaca secara general.
"Jadi data monitoring tersebut dapat di akses dan terbuka untuk umum," tutur Ueki.
Ia berharap kerja sama ini bisa terus berlanjut dan transfer teknologi yang dilakukan Jamstec bisa diserap oleh BPPT secara optimal.
"Tujuan kami adalah mentransfer teknologi dari Jamstec ke BPPT, agar BPPT dapat mengembangkan teknologi mooring sistem di Ina TEWS," ujar Ueki.