Mengenali Penyakit Autoimun yang Diderita Ashanty, Menyebabkan Diabetes hingga Lupus
Ashanty divonis mengidap penyakit autoimun,penyakit yang menyerang kekebalan tubuh ini ada 80 jenis,berikut 7 jenis penyakit autoimun yang umum.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi Ashanty divonis mengidap penyakit autoimun.
Dilansir Healthline, penyakit autoimun merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel sehat dalam tubuh kita.
Sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk melindungi tubuh dari kuman seperti bakteri dan virus.
Ketika tubuh mendeteksi ada "musuh", sistem kekebalan bakal mengirim "pasukan" untuk menyerang kuman tersebut.
Normalnya, sistem kekebalan tubuh dapat membedakan sel asing dengan sel sehat di dalam tubuh.
Ketika sistem kekebalan tubuh gagal mengenali sel asing dan justru menganggap sel sehat sebagai musuh, maka tubuh akan melepaskan protein autoantibodi yang justru menyerang sel sehat tersebut. Inilah yang disebut penyakit autoimun.
Jenis penyakit autoimun
Penyakit autoimun bukan cuma ada satu jenis. Perlu diketahui ada lebih dari 80 penyakit autoimun berbeda, dan berikut adalah 7 jenis penyakit autoimun paling umum.
1. Diabetes tipe 1
Pankreas menghasilkan hormon insulin yang membantu mengatur kadar gula darah. Pada diabetes mellitus tipe 1, sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas.
Gula darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, serta organ lain seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.
2. Rheumatoid arthritis (RA)
Seseorang disebut mengidap penyakit autoimun rheumatoid arthritis (RA) bila sistem kekebalan menyerang sendi.
Gejala yang ditimbulkan dari RA adalah muncul ruam merah, nyeri, dan persendian menjadi kaku.
Tidak seperti osteoartritis yang biasanya menyerang lansia, RA dapat menyerang orang berusia 30-an atu lebih cepat.
3. Psoriasis atau radang sendi psoriatik
Sel-sel kulit biasanya tumbuh dan kemudian luruh ketika mereka tidak berfungsi lagi, atau kita kenal dengan sel kulit mati.
Psoriasis menyebabkan sel-sel kulit berkembang biak terlalu cepat. Akibatnya, sel-sel berlebih menumpuk dan membentuk bercak merah meradang.
Psoriasis menyebabkan sel-sel kulit berkembang biak terlalu cepat. Akibatnya, sel-sel berlebih menumpuk dan membentuk bercak merah meradang.
Secara kasat mata, penumpukan sel kulit ini menyerupai sisik plak berwarna keputihan pada kulit.
30 persen penderita psoriasis juga mengalami pembengkakan, kaku, dan rasa nyeri pada persendian mereka. Bentuk penyakit ini disebut arthritis psoriatik.
4. Multiple sclerosis
Multiple sclerosis (MS) merusak selubung mielin, lapisan pelindung yang mengelilingi sel-sel saraf, di sistem saraf pusat Anda.
Kerusakan pada selubung mielin memperlambat kecepatan pengiriman pesan antara otak dan sumsum tulang belakang ke dan dari seluruh tubuh Anda.
Kerusakan ini dapat menyebabkan gejala seperti mati rasa, lemah, masalah keseimbangan, dan kesulitan berjalan.
Penyakit ini datang dalam beberapa bentuk yang berkembang pada tingkat yang berbeda.
Menurut sebuah studi 2012 Trusted Source, sekitar 50 persen orang dengan MS membutuhkan bantuan berjalan sejak penyakit ini muncul.
5. Systemic lupus erythematosus (SLE)
Pada tahun 1800-an, dokter mengidentifikasi lupus sebagai penyakit kulit karena ruam kemerahan yang baisa ditimbulkan.
Namun, penyakit ini sebenarnya memengaruhi banyak organ, termasuk persendian, ginjal, otak, dan jantung.
Nyeri sendi, kelelahan, dan ruam adalah gejala yang paling umum pada SLE.
6. Penyakit radang usus (Inflammatory bowel disease)
Inflammatory bowel disease (IBD) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang menyebabkan peradangan pada lapisan dinding usus.
Setiap jenis IBD mempengaruhi bagian saluran cerna atau gastrointestinal (GI) yang berbeda.
Penyakit Crohn dapat mengobarkan bagian apapun yang ada di saluran GI, dari mulut ke anus.
Kolitis ulserativa hanya menginfeksi lapisan usus besar (usus besar) dan dubur.
7. Penyakit Addison
Penyakit Addison memengaruhi kelenjar adrenal, yang menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron serta hormon androgen.
Terlalu sedikit kortisol dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan dan menyimpan karbohidrat dan gula (glukosa).
Kekurangan aldosteron akan menyebabkan hilangnya natrium dan kelebihan kalium dalam aliran darah.
Gejalanya meliputi lesu, lemah, lelah, penurunan berat badan, dan gula darah rendah.
Perubahan Penampilan Ashanty Setelah Divonis Autoimun
Istri Anang Hermansyah, Ashanty kini penampilannya berubah.
Pasca divonis menderita penyakit autoimun, tubuh Ashanty menjadi lebih kurus, dan tatapan matanya terlihat lebih sendu.
Pada beberapa foto yang diunggah Anang melalui akun resmi Instagramnya, Ashanty tak mampu menyembunyikan perubahan pada raut wajahnya.
Bukan hanya dari raut wajah, Ashanty juga terlihat lebih kurus dari sebelumnya.
Menurut pantauan Tribunnews.com, potret terbaru Ashanty terlihat lebih kurus dari sebelumnya.
Dilansir dari kanal YouTube Selebrita7.com, Kamis (5/12/2019), penyanyi berusia 35 tahun ini mengaku sedang menjalani program diet.
Namun, tak bisa dipungkiri penurunan berat badannya juga diakibatkan penyakit autoimun.
Tak hanya perubahan pada bentuk tubuh dan tatapan mata, dilansir dari kanal YouTube Tribunnews Bogor, Minggu (1/12/2019), perubahan gaya rambut Ashanty pun menjadi sorotan.
Setelah keluar dari rumah sakit, Ashanty memamerkan gaya rambutnya yang kini memakai poni.
Ashanty mengungkapkan, ia sengaja berponi mengikuti anaknya, Aurel, agar terlihat lebih muda.
Penampilan barunya dengan gaya rambut berponi menuai banyak komentar warganet.
Sebagaian besar warganet mengatakan penampilan baru Ashanty membuatnya terlihat lebih muda.
Termasuk dari Presenter Dona Agnesia yang memberikan komentar bahwa Ashanty mirip anak baru gede (ABG).
(Tribunnews.com/Rica Agustina)(Kompas.com/Gloria Setyvani Putri)