H-1, LAPAN Sebut Gerhana Matahari Cincin Bisa Terlihat di Seluruh Wilayah Indonesia, Simak Jamnya
LAPAN sebut fenomena alam Gerhana Matahari Cincin (GMC) 2019 yang jatuh pada tanggal 26 Desember 2019 bisa terlihat dari seluruh wilayah Indonesia.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sebut fenomena alam Gerhana Matahari Cincin (GMC) 2019 yang jatuh pada tanggal 26 Desember 2019 bisa terlihat dari seluruh wilayah Indonesia.
Penampakan GMC 2019 tergantung lokasi pengamatan misalnya di daerah Sumatera Selatan mencapai 80 persen sedangkan di Pulau Jawa mencapai 70-80 persen.
Sementara itu wilayah lain di Indonesia dapat melihat gerhana sebagian dengan porsi tertutupnya Matahari hingga paling sedikit 20 persen di wilayah selatan Papua.
Misalnya untuk di Bandung, bulan menutupi 70 persen permukaan matahari. Di Jakarta gerhananya mencapai sekitar 72 persen.
"Semakin mendekati jalur pusat gerhana, porsi tertutupnya matahari semakin besar," ujar Kepala Bagian Hubungan Masyarakat LAPAN, Jasyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Rabu (25/12/2019).
Jasyanto melanjutkan, ada dua tempat yang menjadi lokasi yang paling ideal untuk menyaksikan fenomena alam tesebut, yakni di Kabupaten Siak, Riau dan Kota Singkawang, Kalimantan Barat
Di Kabupaten Siak GMC ini dipredikasi akan dimulai pukul 12.15 WIB, memasuki fase puncak pada pukul 12.17 WIB, dan berakhir pada pukul 12.19 WIB.
Baca: Ganjar Pranowo hingga Risma Kunjungi Gereja di Malam Natal, Kaporli dan Panglima TNI Ikut Pantau
Sementara itu, untuk Kota Singkawang, Kalimantan Barat Gerhana matahari cincin akan bisa terlihat sebagian sekitar pukul 10.43 WIB.
Sedangkan puncak gerhana matahari cincin terjadi pada pukul 12.42 WB dan berakhir pada pukul 14.31 WIB.
GMC sendiri terjadi ketika bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, serta bulan berada pada titik terjauh dengan bumi.
Hal inilah yang menyebabkan piringan bulan akan terlihat lebih kecil daripada matahari dan tidak akan menutupi piringan matahari sepenuhnya.
Jasyanto juga memperingatkan masyarakat untuk tidak melihat ke arah matahari dengan mata telanjang secara langsung baik saat Gerhana Matahari Cincin maupun tidak.
"Intensitas cahaya matahari yang sangat kuat dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan," kata Jasyanto.