Soal Isu Cuaca Ekstrem 11-12 Januari, Ini Langkah Antisipatif Pemerintah
Cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi pada Sabtu dan Minggu ini disebut akan disertai pula intensitas curah hujan yang sangat tinggi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peringatan yang disampaikan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia agar warganya mewaspadai cuaca ekstrem di tanah air yang diprediksi terjadi pada 11 dan 12 Januari ini, ramai diperbincangkan di berbagai aplikasi pesan instan.
Pemerintah melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta TNI Angkatan Udara (AU) pun terus mengoptimalkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan.
Hal ini dilakukan sebagai antisipasi dalam melakukan penyemaian garam atau Natrium Klorida (NaCl) terhadap potensi awan hujan yang bergerak menuju wilayah Jabodetabek agar hujan jatuh sebelum mencapai kawasan Jakarta dan sekitarnya.
Cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi pada Sabtu dan Minggu ini disebut akan disertai pula intensitas curah hujan yang sangat tinggi.
Sehingga langkah antisipatif pun terus dilakukan oleh beberapa institusi terkait.
Operasi hujan buatan dilakukan melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT yang telah digerakkan sejak 3 Januari 2020 demu menanggulangi banjir yang melanda wilayah Jabodetabek.
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan operasi hujan buatan pada 10 hingga 13 Januari esok akan dilakukan secara intensif untuk mengantisipasi prediksi cuaca ekstrem tersebut.
Dalam kurun waktu itu, pihaknya akan melakukan hingga 5 sorti penerbangan setiap harinya.
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat mendampingi Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menyambangi Posko TMC di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Sabtu (11/1/2020) kemarin.
"Kami akan terbang hingga empat sampai lima sorti penerbangan. Ini sebagai ikhtiar untuk mengurangi potensi curah hujan yang sangat tinggi," ujar Hammam.
Operasi hujan buatan ini memang telah dilakukan lebih dari sepekan, untuk meredistribusi serta mengurangi potensi curah hujan di wilayah Jabodetabek.
Hammam menambahkan, pihaknya pun fokus pada penyemaian potensi awan hujan di sejumlah wilayah.
Mulai dari Kepulauan Seribu hinga barat Daya wilayah Banten dan Jakarta.
"Metode TMC untuk giat Ancaman Banjir Jabodetabek 2020 ini, penerbangan penyemaian dilakukan pada awan-awan potensial hujan di wilayah Barat dari ibukota Jakarta, dari Kepulauan Seribu, dan sepanjang Selat Sunda hingga di barat Daya wilayah Banten dan Jakarta," jelas Hammam.
Mantan Deputi Bidang Teknologi Sumber Daya Alam (TPSA) BPPT itu pun kembali menekankan, penyemaian difokuskan terhadap awan potensial hujan yang berada di atas laut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.