Sinyal Misterius dari Luar Angkasa Tertangkap di Bumi, Berulang Setiap 16 Hari
Sinyal Misterius dari Luar Angkasa Tertangkap di Bumi, Berulang Setiap 16 Hari
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Sinyal radio misterius dari luar angkasa tertangkap secara berulang tiap 16 hari, CNN.com mengabarkan.
Untuk pertama kalinya, peneliti melihat adanya pola sinyal tersebut.
Sinyal datang dari satu sumber yang berjarak setengah miliar tahun cahaya dari Bumi.
Fast radio bursts (FRB) adalah letusan atau semburan gelombang radio selama seperseribu detik di luar angkasa.
Setiap ledakan radio hanya dipancarkan satu kali dan tidak berulang.
Namun semburan radio cepat yang berulang dipercaya mengirimkan gelombang radio pendek dan energik beberapa kali.
Baca: Catat Tanggalnya, Supermoon dan Penampakan Langka Planet Merkurius Hiasi Langit Februari 2020
Baca: Bulan Februari, Langit Indonesia Akan Dihiasi Supermoon dan Penampakan Planet Merkurius
Biasanya ketika sinyal terulang, sinyal memancar dalam bentuk sporadis atau dalam kelompok, menurut pengamatan ahli.
Antara 16 September 2018 hingga 30 Oktober 2019, peneliti dari Eksperimen Pemetaan Intensitas Hidrogen Kanada / Proyek Kolaborasi Fast Radio Bursts mendeteksi adanya pola semburan yang terjadi setiap 16,35 hari.
Selama empat hari, sinyal akan melepaskan satu atau dua ledakan setiap jam.
Kemudian, sinyal itu akan diam selama 12 hari.
Temuan ini masuk dalam pra-cetak makalah di arXiv.
Artinya, makalah itu telah dimoderasi tetapi belum sepenuhnya ditinjau (peer review).
Para penulis makalah ini adalah bagian dari kolaborasi CHIME / FRB, yang telah menerbitkan banyak studi ledakan radio cepat dalam beberapa tahun terakhir.
Sinyal ini kemudian dikenal sebagai semburan radio cepat berulang, FRB 180916.J0158 + 65.
Tahun lalu, kolaborasi CHIME / FRB mendeteksi sumber delapan semburan radio cepat berulang baru, termasuk sinyal ini.
Sinyal berulang dilacak ke galaksi spiral besar sekitar 500 juta tahun cahaya.
Para peneliti berharap bahwa dengan melacak asal-usul semburan misterius ini, mereka dapat mengetetahui apa yang terjadi di sana serta penyebabnya.
Sejauh ini, peneliti telah melacak gelombang radio tunggal dan berulang kembali ke sumber yang berbeda, yang makin memperdalam misteri.
Semburan radio cepat berulang pertama yang dilacak, yaitu FRB 121102, terhubung ke galaksi kerdil kecil yang berisi bintang dan logam.
Sementara, FRB 180916 dilacak ke salah satu lengan spiral galaksi Bima Sakti.
Sinyal itu juga berada di dalam wilayah pembentuk bintang lengan, kata para peneliti.
Sekarang, adanya pola dalam sinyal menambah pertanyaan tentang apa yang bisa menyebabkan semburan itu memancar.
"Penemuan periodisitas 16,35 hari dalam sumber FRB berulang merupakan petunjuk penting untuk sifat objek ini," tulis para peneliti dalam penelitian mereka.
Baca: Imbas Virus Corona, 85 Turis Asing Ditolak Masuk ke Bali
Baca: Temuan Terbaru, Muncul Virus Super Corona, 1 Pasien Bisa Tulari 14 Orang Lainnya
Dalam makalah tersebut, para peneliti mengungkapkan kemungkinan penyebabnya, seperti gerakan orbital bintang atau objek yang bertindak sebagai pendamping di pinggiran galaksi.
Para penulis makalah lain, yang berkonsultasi dengan para peneliti yang menemukan polanya, berpikir bahwa penyebabnya mungkin berasal dari bintang neutron dan sistem bintang biner tipe OB awal.
Bintang-bintang neutron adalah yang terkecil di alam semesta, sisa-sisa supernova.
Diameter neutron sebanding dengan ukuran kota seperti Chicago atau Atlanta, tetapi mereka sangat padat, dengan massa lebih besar dari matahari kita.
Bintang tipe OB adalah bintang panas masif dan berumur pendek.
Interaksi antara keduanya, dan angin yang berasal dari bintang tipe-OB, dapat menjadi faktor penyebab pola FRB yang berulang tersebut.
Memahami semburan radio cepat juga dapat membantu para astronom mempelajari lebih banyak tentang alam semesta.
Semakin banyak semburan yang dapat dilacak, semakin baik para peneliti dapat menggunakan sinyal untuk memetakan bagaimana materi didistribusikan di seluruh alam semesta.
Para peneliti percaya bahwa pengamatan di masa depan dapat membantu mereka menentukan apakah semburan radio cepat berulang lainnya memiliki pola juga.
Dengan begitu, mereka akan tahu apakah periodisitas semacam ini merupakan momen khusus atau perilaku reguler semata.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)