Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Benarkah Mengonsumsi Vitamin C Dosis Tinggi Efektif untuk Tangkal Virus Corona?

Pertanyaannya, apakah betul vitamin C dosis tinggi memang efektif menangkal infeksi virus corona?

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Benarkah Mengonsumsi Vitamin C Dosis Tinggi Efektif untuk Tangkal Virus Corona?
Healthline
Vitamin C alami antara lain bisa ditemukan di buah jeruk. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak wabah virus corona makin meluas Maret lalu, orang banyak membeli vitamin C dosis tinggi. Sejumlah apotek di Tangerang Selatan misalnya, mengaku kehabisan stok.

Tren serupa juga terlihat di luar negeri. Di Amerika Serikat misalnya, juga terjadi peningkatan penjualan vitamin C sampai 146 persen.

Jika kita menyimak informasi yang berkembang di media sosial, bertebaran anjuran untuk mengonsumsi vitamin C dosis tinggi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan melawan virus corona.

Pertanyaannya, apakah betul vitamin C dosis tinggi memang efektif menangkal infeksi virus corona?

Vitamin C merupakan suplemen vitamin yang paling populer.

Kaitan antara vitamin ini dengan kemampuannya melawan penyakit dibuat oleh peraih Nobel Kimia, Linus Pauling, yang menulis buku Vitamin C and Common Cold.

Dalam bukunya, Pauling merekomendasikan 3.000 miligram vitamin C setiap hari.

Berita Rekomendasi

Buku yang dia tulis pada 1970-an tersebut sangat laris dan dicetak ulang, dengan klaim bisa mengatasi epidemi flu babi (swine flu).

Studi-studi ilmiah selanjutnya menunjukkan, klaim Pauling itu tidak akurat. Ketika menyebutkan vitamin C bisa menyembuhkan kanker, ia kehilangan kredibilitasnya di komunitas ilmuwan.

Walau begitu, keyakinan vitamin C bisa menyembuhkan flu tetap bertahan di masyarakat. Angka penjualan suplemen vitamin ini pun selalu berada di urutan teratas.

Menurut National Institute of Health, vitamin C tidak mengurangi risiko tertular flu. Tetapi, mereka yang mengonsumsinya mungkin durasi sakitnya bisa dikurangi atau lebih ringan.

Dikutip dari situs Insider, ahli nutrisi Kamal Patel mengatakan, tidak benar jika vitamin C dosis tinggi bisa menjadi pendorong (booster) sistem imun.

Ia mengibaratkan sistem imun seperti sistem misil yang bekerja untuk menghalau segala bahaya.

Jika sistem imun dibuat terlalu peka, maka yang timbul adalah reaksi autoimun. Sebaliknya, kalau kurang peka, seseorang akan lebih gampang tertular penyakit.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas