Melirik Potensi Jamur Enoki Sebagai Obat Terapi Penderita Diabetes di Masa Depan
Belakangan ini pamor jamur enoki semakin melonjak setelah tersebar pemberitaan terpaparnya jamur ini oleh bakteri Listeria monocytogenes.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Belakangan ini nama jamur enoki semakin terkenal di tengah-tengah masyarakat setelah tersebar pemberitaan terpaparnya jamur ini oleh bakteri Listeria monocytogenes.
Diketahui jamur yang terkontaminasi Listeria monocytogenes merupakan produk jamur enoki dari Green Co Ltd, Korea Selatan.
Namun terlepas dari informasi di atas, jamur enoki sendiri sebenarnya menyimpan sejumlah potensi di dalamnya.
Termasuk potensi sebagai obat terapi penderita diabetes.
Baca: Kementan: Jamur Enoki Asal Korsel Sudah Tak Beredar di Pasaran
Peneliti dan dosen Universitas Sebelas Maret Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dr Meti Indrowati, S Si,M Si, menjelaskan ada dua kandungan dalam jamur enoki yang bisa dimanfaatkan sebagai obat terapi antidiabetes.
Meti menyebut, selain digolongkan sebagai vegetable product atau produk sayuran, jamur enoki juga termasuk dalam functional food yaitu sumber pangan.
Jamur ini memiliki manfaat tambahan selain manfaat umum yang disebabkan kandungan makro dan mikro nutrisi di dalamnya.
Manfaat tambahan diantaranya manfaat kesehatan dalam mencegah atau melawan penyakit karena kandungan komponen bioaktifnya.
Baca: Kementan: Jamur Enoki Asal Korsel Sudah Tak Beredar di Pasaran
"Menurut Food Data Central (FDC) jamur enoki memiliki berbagai macam za gizi seperti energi, berbagai asam lemak, protein, bahkan hingga Vitamin C (branded enoki)."
"Namun yang paling penting ada di kandungan jamur enoki yang berpotensi sebagai terapi antidiabetes adalah kandungan seratnya yang tinggi," katanya kepada Tribunnews.
Meti melanjutkan, berdasarkan studi lainnya, di dalam jamur enoki juga memiliki Gamma Amino Butyric Acid atau GABA .
GABA sendiri mempunyai hubungan erat dengan penyakit diabetes.
"Jadi dapat dikatakan bahwa kandungan enoki yang berpotensi dalam terapi diabetes diantaranya adalah serat (diatery fiber) dan GABA itu," imbuhnya.
Baca: Terkontaminasi Bakteri Listeria, Ini Trik Lindungi Makanan Lain yang Disimpan Bersama Jamur Enoki
Uji klinis terkait manfaat jamur enoki untuk terapi antidiabetes
Meti mengatakan, uji klinis terhadap potensi enoki untuk terapi antidiabetes masih sangat terbatas.
Meskipun demikian, studi yang sudah ada menunjukkan terdeteksinya senyaawa aktif GABA pada jamur enoki.
GABA sendiri diketahui memiliki pengaruh dan sedang dikembangkan untuk terapi diabetes.
"Selain itu juga dilaporkan bahwa pemberian jamur enoki dengan kandungan GABA 0,9 mg/kg menurunkan tekanan sistolik darah mencapai 30 mmHg," katanya.
Penelitian lain melaporkan adanya efek renoprotektif diabetik dan antioksidan dari residu polisakarida jamur enoki.
Penelitian menggunakan tikus yang diinduksi Streptozotocin (STZ) untuk memunculkan kondisi diabetes.
Sedangkan hasilnya, dari ekstrak jamur enoki terdapat tiga senyawa residu polisakarida yaitu Ac-RPS, Al-RPS dan En-RPS .
"En-RPS memiliki efek potensial dalam menurunkan kadar kreainin, albumin dan kadar glukosa darah tikus diinduksi STZ secara signifikan."
"En-RPS meningkatkan aktivitas SOD ren, CAT dan GSH-Px, mengurangi kandungan MDA ren dan mengurangi keruskan ginjal (secara histologis)."
"Hasil ini menunjukkan bahwa En-RPS yang diekstraksi dari jamur enoki selain memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, juga dapat digunakan sebagai agen terapi yang menjanjikan untuk menghambat perkembangan nefropati diabetik," urai Meti.
Baca: 6 Daftar Makanan Rawan Tertempel Bakteri Listeria: Jamur Enoki, Ikan Asap, Melon hingga Susu Mentah
Ia menambahkan efektivitas terapi antidiabetes menggunakan jamur enoki sejauh ini masih sangat terbatas.
Meskipun demikian Alumnus S3 Biologi UGM ini tetap memberikan catatan penting potensi jamur enoki sebagai antidiabetes sangat besar.
"Diantaranya karena kandungan GABA dalam jamur enoki," tegasnya.
Tidak lupa Meti dalam diskusinya bersama jurnalis Tribunnews secara virtual lewat aplikasi Zoom juga memberikan saran kepada pemerintah maupun berbagai lembaga penelitian yang ada.
Ia menyebut permasalahan dalam riset diabetes masih diperlukannya data-data bersifat fundamental yang komprehensif.
Data tersebut digunakan sebagai dasar penelitian terapan lanjutan dengan dukungan semua pihak.
"Selain itu, perlu dipikirkan alternatif lain diantaranya budidaya jamur enoki, karena kandungannya yang memilki banyak manfaat bagi tubuh," katanya menyarankan.
Baca: Cara Mencegah Listeria, Simak Gejala dan Penjelasan soal Wabah yang Bersumber dari Jamur Enoki
Mengenal penyakit diabetes
Berdasarkan data yang dipublikasikan di pusdatin.kemkes.go.id, diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin
Insulin sendiri merupakan hormon yang mengatur gula darah atau glukosa.
Kemkes menyebut diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting, menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia.
Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat selama beberapa dekade terakhir
Data WHO menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit tidak menular pada tahun 2004 yang mencapai 48,30% sedikit lebih besar dari angka kejadian penyakit menular, yaitu sebesar 47,50%.
Bahkan penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia.
Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980.
Prevalensi diabetes di dunia (dengan usia yang distandarisasi) telah meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa.
Baca: Asal Bakteri Listeria pada Jamur Enoki, Ternyata Dapat Mengakibatkan Penyakit Listeriosis
Hal ini mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait seperti kelebihan berat badan atau obesitas.
Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah yang lebih tinggi dari batas maksimum mengakibatkan tambahan 2,2 juta kematian, dengan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya.
Empat puluh tiga persen (43%) dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun.
Persentase kematian yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi.
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995-2001 dan Riskesdas 2007 menunjukkan penyakit tidak menular seperti stroke, hipertensi, diabetes melitus, tumor, dan penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di Indonesia.
Pada tahun 2007, sebesar 59,5% penyebab kematian di Indonesia merupakan penyakit tidak menular.
Selain itu, persentase kematian akibat penyakit tidak menular juga meningkat dari tahun ke tahun, yaitu 41,7% pada tahun 1995, 49,9% pada tahun 2001, dan 59,5% pada tahun 2007.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)