Teknologi Biometrik Karya Anak Bangsa Masuk Peringkat Lembaga Standarisasi Dunia Berpusat di AS
Perusahaan yang terdaftar dan mendapatkan peringkat dari institut ini berarti telah diakui secara global
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teknologi biometrik karya anak bangsa, Akurat Satu berhasil menjadi salah satu yang lolos seleksi dengan ranking 25 besar di beberapa kategori di The National Institute of Standards and Technology (NIST).
NIST adalah lembaga standarisasi yang juga merupakan laboratorium ilmu sains tertua bergengsi yang bermarkas di US, dengan misi untuk mendukung kreasi inovasi dan persaingan industri secara global.
Perusahaan yang terdaftar dan mendapatkan peringkat dari institut ini berarti telah diakui secara global
dan resmi, bahwa produknya telah memenuhi standar internasional serta berkualitas tinggi.
Baca: Penelitian Ungkap Teknologi Plasmacluster Mampu Lawan Virus Covid-19 di Udara
Baca: Jajaran TNI Angkatan Laut Harus Mampu Menguasai Teknologi Kemaritiman
Ranking 25 besar yang didapat oleh Akuarat Satu, perusahaan teknologi biometrik tanah air ini
mengacu pada kategori Wild Photos False Non-Match Rate (FNMR) @FMR ≤ 0.00001.
Ini berarti hasil deteksi dari sistem Facial Recognition pada foto atau gambar digital yang dilakukan secara acak sangat akurat dalam mendeteksi wajah dengan berbagai macam kondisi di lapangan dan melalui beberapa skenario seperti etnik, gender, dan umur.
Pengujian dataset ini berguna untuk skenario di lapangan, misalnya, pengawasan di perbatasan atau airport, Forensic, EKYC, dan keamanan perkotaan.
Akurat Satu bersaing dengan lebih dari 150 perusahaan teknologi AI dan biometric teknologi
terkemuka di dunia.
Facial recognition adalah metode verifikasi dan deteksi seseorang menggunakan gambar atau video
wajah dalam bentuk digital.
Selain peringkat ke-25 kategori Wild Photos False Non-Match Rate, Akurat Satu mendapat
peringkat ke-26 untuk kategori Border Photo dan ke-33 untuk kategori Visa Photos.
Border Photo adalah teknologi facial recognition yang digunakan pada perbatasan negara untuk menginspeksi dan memverifikasi identitas orang, sedangkan Visa Photo adalah kategori pengecekan NIST yang memanfaatkan dataset yang berisi foto Visa.
Christian Kurniawan, Direktur AKURAT SATU mengatakan, apa yang dicapai cukup membanggakan, mengingat saat ini jarang perusahaan atau developer asal Indonesia yang berhasil lolos seleksi oleh NIST.
Ia menerangkan, sebenarnya sistem dan teknologi biometrik kami sudah ada sejak tahun 2011 silam dan sudah terbukti dipakai oleh banyak lembaga negara, lembaga penegak hukum serta perusahaan, seperti BNN, Polri, BNPT, ASLI RI, VeriJelas dan lain-lain.
"Tapi ternyata ya ibaratnya orang Indonesia, tidak afdol kalau belum tersertifikasi lembaga dunia. Nah akhirnya kami ajukanlah sertifikasi. Gak main-main, langsung ke lembaga standarisasi nya yaitu NIST di USA, biar afdol sekalian, dan akhirnya lolos seleksi dan mendapatkan peringkat yang cukup tinggi”, ujar Christian dalam keterangannya, Minggu (27/9/2020).
Tersertifikatnya teknologi biometrik AKURAT SATU pada NIST membuat ASLI RI dan
VeriJelas, afiliasi dan pengguna terbesar teknologi biometrik AKURAT SATU, semakin mantap dalam
membantu perusahaan penyedia layanan jasa keuangan dan perusahaan berbasis teknologi dari
dalam negeri dan juga secara global untuk mencegah tindak kejahatan di dunia digital yang kini marak
terjadi.
“Mudah-mudahan kedepannya ada lebih banyak lagi pihak yang terbantu dengan teknologi biometrik
ini sehingga tingkat kejahatan di dunia digital bisa ditekan, bahkan ditiadakan,” kata Christian.