Pupuk Berbahan Batubara Sudah Diujicoba, Produksi Padi Per Hektar Diklaim Naik 43,5 Persen
FKDB telah memproduksi pupuk batubara Futura di pabrik yang berlokasi di Sentra Industri Cibatu, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi,
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teknologi pupuk batubara kini makin intens disosialisasikan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Penggunaa pupuk batubara dinilai tepat karena dengan luasan sawah yang tetap, bisa menghasilkan panen padi yang lebih tinggi.
Ketua Umum FKDB (Forum Komunikasi Doa Bangsa) Ayep Zaki menyebutkan pupuk batubara memiliki keunggulan mampu membenahi kesuburan tanah, meningkatkan produktivitas tanaman dan ramah lingkungan.
"Dengan menggunakan pupuk batubara, produktivitas satu hektar bisa meningkat sampai lebih dari 30 persen," katanya.
Baca juga: Ini Cara Kementan dan Pupuk Indonesia Jaga Kelancaran Penyaluran Pupuk Bersubsidi
Zaki menjelaskan, FKDB telah memproduksi pupuk batubara Futura di pabrik yang berlokasi di Sentra Industri Cibatu, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Produksi pupuk berbahan batubara menurutnya meruoakan upaya meningkatkan produktivitas dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat, terutama di daerah lumbung padi.
"Teknologi produksi pupuk batubara ini satu-satunya di dunia dan dibutuhkan seluruh negara. Dengan pupuk batubara ini, Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia," papar dia.
Pupuk berbahan baku batubara merupakan fosil tumbuhan yang terawetkan dan punya kandungan unsur hara yang nyaris sempurna. Mulai dari unsur nitrogen, kalium, posfat, hidrogen, phospor, zeng, calsium, besi dan lain-lain yang tak kurang dari 70 unsur makro dan mikro.
Baca juga: Edarkan Uang Palsu, Sales Pupuk Ini Mengaku Gunakan Uang Palsu Rp 1 Juta untuk Bersenang-senang
Dengan demikian pupuk ini mampu memenuhi unsur hara tanah yang dibutuhkan. "Pupuk organik berbahan dasar batubara adalah pupuk organik yang terbaik," ujar Ayep Zaki.
Dijelaskan, pupuk batubara sangat bermanfaat bagi tanaman padi, sayur, buah maupun palawija. Dengan menggunakan pupuk batubara akan meningkatkan produksi panen baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Selain itu, pupuk batubara juga diklaim mampu memperbaiki alih struktur tanah menjadi meningkat kesuburannya dari musim ke musim.
Dengan meningkatnya produktivitas pertanian, otomatis pendapatan petani semakin meningkat.
Penggunaan pupuk organik batu bara, lanjut Zaki, lebih murah dibandingkan dengan pupuk kimia anorganik atau pupuk kimia buatan.
Pupuk berbahan batubara ini telah diuji coba di 16 provinsi mulai dari wilayah Indonesia bagian barat hingga bagian timur.
Baca juga: Pupuk Organik dari Batubara Punya Kandungan Unsur Hara Nyaris Sempurna
Hasil ujicoba penggunaa pupuk batubara ini ke lahan tanaman padi menurut Zaki, bisa meningkatkan produksi 43 persen rata-rata per hektarnya.
Jika rata-rata produksi per hektar petani kita 5,2 ton, maka dengan pengunaan pupuk batubara bisa mencapai 7,4 ton.
Dia mengatakan, tim dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional telah meninjau produksi pupuk ini di pabriknya pada Juli 2020 lalu.
Pada 10 Oktober 2020 lalu, pabrik ini juga dikunjungi anggota DPR RI Komisi VIII FPKB, KH. Maman Imanul Haq beserta jajaran.
Zaki menyebutkan, pupuk batubara ini juga sudah mendapatkan hak paten dari United States Paten and Trademark Office (USPTO) untuk teknologi produksi pupuk berbahan dasar batubara pada 16 Juni 2020 lalu.
"Dengan telah dikeluarkannya hak paten tersebut, jelas akan memberikan dampak yang baik untuk pengembangan dunia pertanian, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pupuk domestik maupun mancanegara," kata dia.
Pupuk ini diproduksi dan dipasarkan ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya Jawa sebagai wilayah lumbung padi nasional. Pihaknya juga akan membuka pabrik-pabrik pupuk batubara di setiap provinsi di Pula Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua.