Kolaborasi Triple Helix Bisa Percepat Pemulihan Ekonomi Berbasis Ilmu Pengetahuan
Pemerintah juga harus memberikan bantuan terkait pengadaan fasilitas penunjangnya seperti peralatan untuk mengembangkan inovasi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Inovasi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) Ali Ghufron Mukti menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, akademik dan pelaku industri (triple helix) untuk mewujudkan pemulihan ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid-19) namun berbasis pengetahuan.
Pernyataan tersebut disampaikannya usai memberikan kuliah umum Dies Natalis ke-66 Universitas Airlangga (Unair) bertajuk 'Menuju Ekonomi Indonesia Berbasis Inovasi'.
Menurutnya, para inovator dan peneliti harus turut andil dalam sinergi ini.
"Makanya bahwa triple helix itu sangat penting, jadi kita harus mendorong untuk kerja sama antara inovator, peneliti dengan industri," ujar Ghufron, di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Senin (9/11/2020).
Baca juga: Belanja Negara di Kuartal III 2020 Diyakini Bisa Dorong Pemulihan Ekonomi
Jika kolaborasi itu telah terjalin dan industri ikut bergabung, maka industri ini harus bisa menjalankan fungsinya yakni memasarkan produk inovasi tersebut agar bisa digunakan di fasilitas kesehatan, yakni rumah sakit.
Baca juga: Hingga 2 November, Realisasi Pemulihan Ekonomi Nasional Sudah Capai Rp 366 Triliun
Selanjutnya, pemerintah juga harus memberikan bantuan terkait pengadaan fasilitas penunjangnya seperti peralatan untuk mengembangkan inovasi tersebut.
"Dan (industri) harus bisa memasarkan. tapi itu tidak cukup, maka pemerintah juga mendorong untuk pengadaan peralatan dan inovasi untuk dimanfaatkan, terutama untuk yang inovasi anak bangsa," jelas Ghufron.
Ia menilai, jika inovasi ini tidak dimanfaatkan secara luas, maka penelitian dan pengembangan yang dilakukan para peneliti pun menjadi sia-sia.
Padahal inovasi yang dihasilkan sangat berguna dan tidak kalah dengan inovasi karya inovator lainnya di dunia.
"Jadi, tanpa kita memanfaatkan apa yang menjadi hasil inovasi, itu malah nggak bagus, bisa stress (para penelitinya), karena udah coba-coba, hasil udah bagus, tapi nggak bisa dimanfaatkan dengan baik," kata Ghufron.
Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kemenristek/BRIN ini berharap Indonesia tidak hanya dikenal sebagai pembeli saja, namun juga menjadi negara penghasil inovasi.
"Menurut saya bagusnya tidak hanya sebagai trader, istilahnya hanya laba saja. Kita mesti melakukan suatu inovasi yang dimanfaatkan," tegas Ghufron.