BPPT Gandeng ITS dan Samudera Indonesia Bikin Riset Bersama Kapal Mini LNG
Hasil dari inovasi riset ini diharapkan bisa membuat biaya logistik untuk pengangkutan LNG bisa lebih kompetitif dan terjangkau secara ekonomi.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama Samudera Indonesia dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mendukung riset inovasi kapal mini LNG.
Kesepakatan riset bersama ini ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman (MoU) ketiga pihak di kantor Pusat BPPT, Jakarta, Senin (8/3/2021).
Hasil dari inovasi riset ini diharapkan bisa membuat biaya logistik untuk pengangkutan LNG bisa lebih kompetitif dan terjangkau secara ekonomi.
Hadir dalam penandatanganan MoU ini Direktur Utama Samudera Indonesia, Bani M Mulia.
Dalam sambutannya, Bani M Mulia mengatakan, kapal mini LNG ini akan menjadi solusi untuk kondisi logistik di Indonesia.
Baca juga: Teken MoU dengan BPPT, PLN Targetkan TKDN Segera Bangkit di Tengah Pandemi
“Selain menjadi karya anak bangsa, kapal ini tentu akan menjadi solusi yang tepat untuk kondisi logistik di Indonesia dan dapat diimplementasikan dengan cepat tanpa menunggu pembangunan infrastruktur lain seperti pelabuhan, dermaga, dan storage,” ungkap Bani.
Baca juga: Antisipasi Hujan Lebat, BPPT Lakukan Modifikasi Cuaca di Wilayah Jabodetabek
“Fokus utama pembangunan kapal ini adalah tercapainya biaya distribusi yang kompetitif dan terjangkau sehingga pada akhirnya energi alternatif seperti LNG dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di pelosok Indonesia,” tambahnya.
Indonesia dengan dua pertiga wilayahnya berupa perairan memberikan tantangan logistik yang cukup sulit. Meskipun Indonesia kaya dengan sumber daya alam, tetapi tidak diimbangi dengan ketersediaan alat angkut yang sesuai. Dengan bentuk negara kepulauan, biaya logistik menjadi hal yang tidak murah.
Bani memambahkan, dengan pengalaman selama 65 tahun lebih di dunia pelayaran, Samudera Indonesia akan memberikan dukungan dalam menetapkan standar kompetensi kru dan awak kapal.
Pihaknya juga akan menyiapkan standard operational procedure pengoperasian kapal secara komersial dan sesuai standar kesehatan dan keamanan, serta menyiapkan modul pemeliharaan dan pengelolaan kapal.
Saat ini desain prototipe kapal mini LNG sedang dalam proses penyelesaian persetujuan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Estimasi waktu yang dibutuhkan untuk pembangunan dan supervisi adalah 16 bulan dan terakhir akan melalui tahapan operasional dan implementasi.