Ilmuwan India Temukan Dampak Badai Matahari Pengaruhi Jaringan Internet di Bumi
Seorang ilmuwan India di Universitas California, Jyothi, temukan dampak badai matahari dapat rusak jaringan internet. Berikut hasil penelitian Jyothi.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Seorang ilmuwan di Universitas California, Sangeetha Abdu Jyothi, menemukan dampak baru yang terjadi akibat fenomena badai matahari.
Dikutip dari firstpost.com, badai matahari adalah fenomena yang menarik untuk diamati.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sangeetha Abdu Jyothi pada konferensi komunikasi data SIGCOMM 2021 telah menemukan kemungkinan badai matahari dapat menghantam Bumi.
Peristiwa itu dapat menyebabkan pemadaman internet yang berlangsung selama berbulan-bulan.
Jyothi menerangkan, badai yang muncul di permukaan matahari sebenarnya bisa menjadi badai super surya.
Baca juga: Sistem Tata Surya: Inilah Penjelasannya, Lengkap dengan Susunannya, Matahari hingga Asteroid
Baca juga: Manfaat Energi Matahari: Sebagai Sumber Panas di Bumi sampai Proses Fotosintetis pada Tumbuhan
“Saya mengharapkan perhatian publik akan topik ini dan saya terkejut dengan besarnya perhatian atas penelitian ini,” kata Jyothi, dikutip dari cs.uci.edu.
“Dari perusahaan teknologi hingga masyarakat umum, beberapa orang telah menghubungi saya.”
Pengertian Badai Matahari
Badai matahari adalah letusan besar plasma dan partikel bermuatan yang diledakkan oleh matahari ke luar angkasa.
Letusan ini terdiri dari flare, prominences, sunspots, dan coronal mass ejections (CME).
Komponen tersebut dapat membanjiri atmosfer bumi jika berada dalam jumlah yang cukup besar.
Sementara itu, atmosfer Bumi secara alami memiliki pertahanan terhadap radiasi berbahaya dari luar angkasa.
Namun, jika dihantam oleh badai matahari, hasilnya bisa sangat buruk terhadap lapisan atmosfer.
Baca juga: Letak Astronomis dan Iklim Matahari Negara-negara ASEAN: Indonesia, Brunei Darussalam hingga Laos
Baca juga: Fenomena Sinar Matahari Memutih alias Surya Pethak, Begini Penjelasan LAPAN
Dampak Badai Matahari
Partikel berbahaya dari badai matahari dapat menghasilkan medan magnetnya sendiri.
Medan magnet tersebut dapat memodifikasi medan magnet bumi dan mempengaruhi pembacaan kompas.
Selain itu, partikel di atmosfer Bumi dapat berubah akibat pengaruh medan magnet matahari.
Sehingga dapat menyebabkan Aurora di Bumi.
Dampak lain dari badai matahari adalah menghasilkan lonjakan listrik besar-besaran di jaringan listrik.
Fenomena alam ini juga dapat menginduksi listrik di jaringan pipa yang cukup panjang.
Makalah penelitian berjudul “Solar Superstorms: Planning for an Internet Apocalypse” menyebutkan persentase dampak dari 1,6 hingga 12 persen dari badai matahari dapat menyebabkan bencana dalam dekade berikutnya.
Dampak yang lebih dahsyat adalah menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur Internet di Bumi.
Repeater internet di Bumi juga terancam mengalami kerusakan parah.
Alat ini biasanya digunakan untuk memperkuat sinyal pada kabel serat optik jarak jauh dan kabel bawah laut besar yang menyediakan konektivitas Internet antar benua.
Sejarah Badai Matahari Pertama
Badai matahari pertama yang tercatat terjadi pada 1859 dan mencapai Bumi dalam waktu sekitar 17 jam.
Fenomena ini mempengaruhi jaringan telegraf dan banyak operator mengalami sengatan listrik.
Dikutip dari indianexpress.com, badai matahari yang terjadi pada 1921 berdampak pada sistem telegraf dan kereta api New York.
Sementara itu, badai skala kecil lainnya meruntuhkan jaringan listrik di Quebec, Kanada pada 1989.
Sebuah laporan mencatat badai matahari yang serupa dengan tahun 1859 melanda AS pada 2013.
Akibatnya, 20-40 juta orang hidup tanpa listrik selama 1-2 tahun.
Kapan Badai Matahari Terjadi
Masih dikutip dari indianexpress.com, seorang ilmuwan dari Institut Pendidikan dan Penelitian Sains India, Prof Dibyendu Nandi, menerangkan jangka waktu terjadinya fenomena ini.
Pengamatan terhadap matahari menunjukkan badai super matahari yang mampu menimbulkan kerusakan skala besar hanya terjadi beberapa kali dalam satu abad.
"Studi yang dilakukan Jyothi membantu kita mempersiapkan dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampaknya mengingat potensi kerusakan tersebut,” tambahnya.
“NASA dan Badan Antariksa Eropa sekarang memiliki teknologi yang dapat mendeteksi badai matahari."
"Jadi kita bisa mendapatkan sekitar 13 jam peringatan apabila fenomena ini akan terjadi."
"Para ahli dari berbagai bidang perlu berkumpul untuk merancang protokol bagi perusahaan listrik dan penyedia layanan internet,” jelasnya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Badai Matahari