Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa Itu Kiamat Internet? Fenomena Akibat Badai Matahari Besar

Peneliti peringatkan badai matahari yang besar dapat menyebabkan “Kiamat Internet". Berikut penjelasannya.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Apa Itu Kiamat Internet? Fenomena Akibat Badai Matahari Besar
techradar.com
Peneliti prediksi kiamat internet akibat badai matahari besar. Berikut penjelasannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak penjelasan terkait kiamat internet pada artikel ini.

Badai matahari mungkin merupakan fenomena umum di Matahari, namun dapat memengaruhi kehidupan makhluk hidup di Bumi.

Seorang peneliti Amerika Serikat mengatakan, badai matahari dengan skala besar dapat mempengaruhi jaringan internet global.

Akibatnya, kita akan hidup tanpa internet selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.

Dikutip dari tomsguide.com, Sangeetha Abdu Jyothi, seorang asisten profesor di University of California, Irvine, dalam sebuah makalah yang berjudul 'Solar Superstorms: Planning for a Internet Apocalypse', menjelaskan badai ini dapat menghasilkan awan partikel matahari termagnetisasi yang dapat merusak jaringan listrik dan kabel bawah laut yang menghubungkan sebagian besar internet dunia.

Pada konferensi komunikasi data SIGCOMM 2021, Jyothi mengungkapkan bahwa badai matahari yang kuat dapat menyebabkan 'Kiamat Internet'.

Baca juga: Fenomena Langit Malam September 2021, Hujan Meteor Perseid hingga Penampakan Merkurius

SIGCOMM adalah nama konferensi 'flagship' tahunan, yang diselenggarakan oleh SIGCOMM, yang dianggap sebagai konferensi terkemuka dalam komunikasi data dan jaringan di dunia.

Berita Rekomendasi

Ini juga merupakan Asosiasi untuk Kelompok Minat Khusus Mesin Komputasi tentang Komunikasi Data, yang berspesialisasi dalam bidang komunikasi dan jaringan komputer.

Dikatan oleh Jyothi, kiamat internet akan membuat sebagian besar masyarakat offline selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.

Menurut makalah Jyothi, para ilmuwan memperkirakan kemungkinan cuaca luar angkasa ekstrem yang berdampak langsung ke Bumi antara 1,6% hingga 12% per dekade.

Kiamat internet akibat badai matahari.
Kiamat internet akibat badai matahari.

Dalam sejarah, hanya dua badai yang tercatat, yakni pada tahun 1859 dan 1921.

Insiden sebelumnya, yang dikenal sebagai Peristiwa Carrington, menciptakan gangguan geomagnetik yang begitu parah di Bumi, sehingga kabel telegraf terbakar dan aurora biasanya hanya terlihat di dekat kutub planet.

Badai yang lebih kecil juga membawa pukulan pada bulan Maret 1989 yang membuat seluruh provinsi Quebec di Kanada padam selama sembilan jam.

Kabar baiknya adalah koneksi internet lokal dan regional kemungkinan tidak akan rusak karena ketahanan kabel serat optik terhadap arus induksi geomagnetik.

Kerusakan Infrastruktur

Dikutip dari Live Science, kiamat internet juga berdampak pada kabel internet bawah laut panjang yang menghubungkan benua dilengkapi dengan repeater untuk meningkatkan sinyal optik, dengan jarak sekitar 30 hingga 90 mil (50 hingga 150 kilometer).

Hal tersebut terjadi karena repeater ini rentan terhadap arus geomagnetik, dan seluruh kabel dapat menjadi tidak berfungsi jika satu repeater offline.

Jyothi menjelaskan, jika banyak kabel bawah laut yang gagal di wilayah tertentu, maka koneksi seluruh benua dapat terputus semua.

Terlebih lagi, negara-negara di garis lintang tinggi seperti AS dan Inggris jauh lebih rentan terhadap cuaca matahari daripada negara-negara di garis lintang yang lebih rendah.

Jika terjadi badai geomagnetik yang dahsyat, maka negara-negara dengan garis lintang tinggi itulah yang kemungkinan besar akan terputus dari jaringan terlebih dahulu.

Sulit untuk memprediksi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki infrastruktur bawah laut, tetapi Abdu Jyothi menunjukkan bahwa pemadaman internet skala besar yang berlangsung beberapa minggu atau bulan terakhir mungkin terjadi.

(Tribunnews.com/Yurika)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas