Api Tertua Sejagad Itu Berusia 6.000 Tahun, Lokasinya di Gunung Ini
Bara api tersebut membakar sekitar 30 meter di bawah tanah dan bergerak ke selatan dengan kecepatan sekitar 1 meter per tahun.
Editor: Hendra Gunawan
Menariknya, tak ada yang yakin apa yang pertama kali memicu kebakaran itu.
Dokumentasi yang diambil pada 1828 menyatakan, jika ada seorang buruh tani setempat yang menemukan sebuah gunung berapi di wilayah Gunung Wingen.
Hanya setahun kemudian pada tahun 1829, ahli geologi CPN Wilton menyimpulkan bahwa gunung berapi yang diduga itu sebenarnya adalah api lapisan batu bara.
Pengukuran sejak itu menunjukkan bahwa jalur api mencakup sekitar 6,5 kilometer. Hal tersebut menunjukkan bahwa api telah menyala setidaknya selama 6.000 tahun.
Tapi selain itu, hampir tidak ada penelitian resmi yang dilakukan di daerah tersebut.
Situs yang dianggap keramat itu menurut peneliti terbakar karena penyebab alami.
"Anda tidak dapat mengesampingkan gangguan antropogenik, tetapi kemungkinan besar itu adalah penyebab alami. Itu bisa jadi kebakaran hutan dari sambaran petir yang memicu singkapan atau bisa juga pengapian yang memanas sendiri," ungkap Rein.
Pengapian dengan pemanasan sendiri terjadi ketika lapisan batubara cukup dekat dengan permukaan, sehingga batubara dapat terpapar oksigen.
Jika ada cukup hari cerah dan panas berturut-turut permukaan batubara memanas dan menjadi cukup panas untuk memanaskan potongan berikutnya di lapisan, yang akhirnya memicu pengapian.
Tak ada yang mengetahui hingga kapan Burning Mountain itu akan terbakar.
Bisa saja selama ribuan tahun jika tak ada campur tangan manusia. Bahkan dengan campur tangan manusia, kebakaran lapisan batu bara sangat sulit dipadamkan, membutuhkan berton-ton air dan nitrogen cair.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sementara Gunung Wingen cukup jauh dari peradaban untuk menyebabkan kerusakan, kebakaran batu bara yang lebih besar dapat menjadi bahaya kesehatan dan keselamatan yang serius yang telah menjadi jauh lebih umum dalam beberapa tahun terakhir.
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai kebakaran lapisan batu bara, apalagi ketika planet kita memanas.
"Dampak perubahan iklim pada kebakaran lapisan batu bara dan dampak kebakaran lapisan batu bara terhadap perubahan iklim jelas merupakan sesuatu yang sangat kita khawatirkan," kata Rein. (Kontributor Sains, Monika Novena)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Misteri Api di Australia, Membara Selama 6000 Tahun"