Ular Derik, Binatang Berbisa Yang Dibilang 'Sopan', Mengapa Demikian?
Scott Boback, ahli ekologi evolusioner di Dickinson College, Pennsylvania, menggunakan kamera jarak jauh untuk mempelajari ular derik sebagai bagian
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Ular derik merupakan salah satu ular berbisa yang cukup unik.
Binatang melata ini memiliki kemampuan mengeluarkan suara dari ekornya.
Ternyata suara yang dikeluarkan tersebut tanpa tujuan.
Suara yang dikeluarkan dari ekornya tersebut untuk memperingatkan musuh-musuhnya.
Saat terancam, ular derik dengan cepat menggoyangkan ujung ekornya seperti alat musik biologis, menggetarkan bagian-bagian keratin berongga yang saling mengunci.
Baca juga: Saat Temui Musuh Ular Kobra Selalu Berdiri dan Lehernya Mekar Mirip Sendok, Ternyata Ini Fungsinya
Keunikan ekor ular derik Dilansir dari National Geographic, sebuah studi baru yang diterbitkan di jurnal Current Biology mengatakan, bunyi ekor ular derik merupakan bentuk komunikasi yang kompleks.
Dengan menganalisis getaran peringatan dari ular derik diamondback (Crotalus atrox), para ilmuwan mengetahui bahwa ular tersebut berderak pada frekuensi yang lebih rendah hingga 40 hertz atau lebih lambat ketika ancaman berada di jarak yang jauh.
Tetapi, ketika ancaman semakin dekat, jarak dapat berbeda-beda bergantung pada masing-masing ular, ular derik akan berganti ke sinyal peringatan frekuensi tinggi yang lebih cepat antara 60 dan 100 hertz.
Ketika peneliti meminta subjek untuk mendengarkan dan memperkirakan seberapa jauh ular derik di padang rumput realitas virtual, mereka menebak dengan cukup akurat saat derik lebih lambat atau frekuensinya lebih rendah.
Namun, ketika kerincingan menjadi lebih cepat, manusia tertipu dan berpikir bahwa ular itu lebih dekat daripada yang sebenarnya.
Baca juga: 3 Warga Jember Terancam Alami Kebutaan Akibat Matanya Terkena Semburan Bisa Ular Kobra
Ketika ular berbisa menggoyangkan ekornya perlahan, telinga manusia dapat merasakan setiap deriknya.
Terlebih lagi, melalui kekhasan persepsi, kerincingan frekuensi tinggi terdengar lebih keras bagi manusia meskipun pada dasarnya amplitudo atau kenyaringannya sama.
"Mungkin itu fungsi lain dari derik, yakni untuk membingungkan predator," kata Bree Putman, ahli herpetologi di California State University, San Bernardino.
Bahasa rahasia ekor ular derik Sementara manusia baru mengetahui seluk-beluk komunikasi ular derik, spesies lain telah mendengarkan derik ular lebih dulu.