Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa Itu Ekuiluks? Fenomena yang Terjadi di 39 Daerah di Indonesia Januari-Februari 2022

Ekuiluks adalah kondisi di mana waktu ketika panjang siang tepat sama dengan panjang malam sebesar 12 jam. Terjadi di 39 Daerah di Indonesia.

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Apa Itu Ekuiluks? Fenomena yang Terjadi di 39 Daerah di Indonesia Januari-Februari 2022
Instagram.com/lapan_ri
Apa Itu Ekuiluks? 

TRIBUNNEWS.COM - Secara singkat, ekuiluks adalah fenomena astronomis ketika panjang siang tepat sama dengan panjang malam yakni 12 jam.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melaporkan 39 daerah di lima Provinsi akan mengalami fenomena ekuiluks.

Fenomena ekuiluks di Indonesia terjadi dari 20 Januari 2022 hingga 26 Februari 2022.

Waktu terjadinya fenomena ekuiluks di masing-masing daerah berbeda.

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Minggu, 23 Januari 2022: 21 Wilayah Hujan Lebat

Seperti di daerah Sidikalang, Sumatera Utara, fenomena ini terjadi pada Senin, 24 Januari 2022, besok.

Apa Itu Ekuiluks?

Dikutip dari lapan.go.id, ekuiluks adalah kondisi di mana waktu ketika panjang siang tepat sama dengan panjang malam sebesar 12 jam.

BERITA REKOMENDASI

Tanggal terjadinya ekuiluks bergantung dengan lintang geografis pengamat.

Garis katulistiwa dan daerah yang terletak di antara 2,1°LU hingga 2,1°LS tidak akan mengalami ekuiluks.

Ekuiluks dapat terjadi beberapa hari, pekan bahkan beberapa bulan sebelum atau setelah ekuinoks.

Ekuinoks adalah fenomena astronomis ketika lintasan semu harian Matahari berimpit dengan garis katulistiwa.

Ketika ekuinoks, durasi siang lebih panjang dibandingkan dengan durasi malam.


Sementara ekuiluks terjadi beberapa hari, pekan bahkan beberapa bulan sebelum atau sesudah Ekuinoks.

Ekuiluks tidak mungkin terjadi ketika ekuinoks.

Hal ini dikarenakan nilai ketinggian Matahari harus bernilai nol agar deklinasi Matahari juga bernilai nol.

Dengan kata lain, ekuiluks dapat terjadi ketika ekuinoks jika dan hanya jika Bumi (ataupun planet lainya) tidak memiliki atmosfer (sehingga tidak membuat ufuk tampak lebih rendah dari ufuk sejati karena pembiasan atmosfer), dan Matahari berukuran jauh lebih kecil dibandingkan saat ini secara visual (sehingga tidak memasukkan separo lebar sudut Matahari untuk penentuan waktu terbit/terbenam Matahari).

Ekuiluks hanya fenomena astronomis biasa, tidak berdampak apapun ke kehidupan manusia.

Meski demikian, secara praktis, langit akan mulai tampak terang ketika terjadi aram beberapa menit sebelum Matahari terbit (sebagai fajar) maupun beberapa menit setelah Matahari terbenam (sebagai senja).

Aram terjadi dikarenakan oleh pembiasan sinar Matahari oleh atmosfer Bumi, sehingga saat Matahari terbenam, langit tidak seketika gelap dan menjelang Matahari terbit, langit tidak seketika terang.

Baca juga: Benarkah Cuaca Dingin Saat Ini Karena Fenomena Aphelion? Berkut Penjelasan LAPAN dan BMKG

39 Daerah di Indonesia mengalami Ekuiluks

Sebanyak 39 daerah di lima provinsi akan mengalami fenomena ekuiluks.

1. Tanjungselor (Kalimantan Utara): 27 Januari

2. Medan (Sumatera Utara): 10 Februari

3. Banda Aceh (NAD): 25 Februari

4. Subulussalam (NAD): 20 Januari

5. Sidikalang (Sumatera Utara): 24 Januari

6. Pulau Subi (Kep. Riau): 28 Januari

7. Pematangsiantar (Sumatera Utara): 29 Januari

8. Kisaran (Sumatera Utara): 30 Januari

9. Tanjungbalai (Sumatera Utara): 30 Januari

10. Anambas (Kepulauan Riau): 31 Januari

11. Kabanjahe (Sumatera Utara): 2 Februari

12. Berastagi (Sumatera Utara):4 Februari

13. Tapaktuan (Sumatera Utara): 5 Februari

14. Tebingtinggi (Sumatera Utara) : 6 Februari

15. Tarakan (Kalimantan Utara): 6 Februari

16. Kutacane (NAD): 9 Februari

17. Deli Serdang: 9 Februari

18. Tanjungmorawa: 9 Februari

19. Lubukpakam (Sumatera Utara): 9 Februari

20. Binjai (Sumatera Utara): 10 Februari

21. Tahuna (Sulawesi Utara): 10 Februari

22. Blangpidie (NAD) : 12 Februari

23. Stabat (Sumatera Utara): 12 Febuari

24. Pulau Natuna (Kepulauan Riau): 13 Februari

25. Pangkalanbrandan (Sumatera Utara): 14 Februari

26. Blangkejeren (NAD): 14 Februari

27. Melongguane (Sulawesi Utara): 15 Februari

28. Meulaboh (NAD): 16 Februari

29. Nunukan (Kalimantan Utara): 17 Februari

30. Langsa (NAD): 18 Februari

31. Takengon (NAD): 20 Februari

32. Dampulis (Sulawesi Utara) : 21 Februari

33. Benermeriah (NAD): 21 Februari

34. Lhoksumawe (NAD): 23 Februari

35. Bireuen (NAD): 23 Februari

36. Sigli (NAD): 24 Februari

37. Jantho (NAD): 24 Februari

38. Miangas (Sulawesi Utara): 25 Februari

39. Sabang (NAD): 26 Februari

(Tribunnews.com/Fajar)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas