Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Benarkah 'Asap' yang Keluar dari Pesawat Merupakan Senjata Biologis? Berikut Penjelasannya

Berbagai jejak contrail pesawat, khususnya dari pesawat tempur, belakangan banyak diviralkan sebagai bentuk dari chemtrail.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Benarkah 'Asap' yang Keluar dari Pesawat Merupakan Senjata Biologis? Berikut Penjelasannya
Instagram
Fenomena Contrail 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak jarang pesawat yang terbang tinggi di angkasa terlihat mengeluarkan asap.

Fenomena tersebut oleh para ilmuwan disebut sebagai contrail atau condensation trail.

Fenomena tersebut adalah zat yang menyerupai "asap" dari pesawat.

Namun belum lama ini fenomena tersebut sering dihubungkan oleh teori mengenai chemtrail (chemical trail) atau jejak zat kimia di langit.

Berbagai jejak contrail pesawat, khususnya dari pesawat tempur, belakangan banyak diviralkan sebagai bentuk dari chemtrail.

Chemtrail sendiri adalah teori yang menyebut pemerintah atau pihak tertentu melakukan misi rahasia dengan menyebarkan zat kimia beracun ke atmosfer dari pesawat.

Baca juga: NASA Akan Membuat Kebun Sayur di Luar Angkasa, Jamin Astronot Tak Kekurangan Suplai Makanan

Mereka yang percaya dengan teori ini berspekulasi chemtrail merupakan jejak senjata biologis yang disebar untuk melakukan hal-hal buruk seperti penyebaran virus, dilakukan untuk mengurangi penduduk bumi, bahkan sebagai pengendali pikiran.

Berita Rekomendasi

"Tidak terbukti. Jadi memang sangat lemah (keakuratan informasi soal chemtrail). Baik dari penelitian, referensi, itu lemah sekali bahwa ada bahan kimia yang disebar begitu," ungkap Kepala Sub Bidang Layanan Informasi Penerbangan BMKG, Ismanto Heri saat dihubungi, Rabu (16/2/2022).

Jejak contrail yang ditinggalkan pesawat
Jejak contrail yang ditinggalkan pesawat(Adrian Pingstone Arpingstone)

Ismanto menegaskan, jejak asap putih di langit yang sering terlihat adalah contrail atau jejak kondensasi pesawat terbang yang tercipta karena pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat.

"Kami melihatnya itu adalah fenomena awan yang muncul di belakang pesawat, bentuknya seperti garis. Dan itu biasa terjadi," jelas Ismanto.

Ismanto pun bisa memastikan, bahwa tak pernah ada chemtrail di Indonesia.

Baca juga: Roket SpaceX Elon Musk akan Tabrak Bulan setelah Tujuh Tahun di Luar Angkasa

"Dari diskusi dan penelitian, memang belum ditemukan. Dari kami tidak menemukan itu (chemtrail untuk senjata). Tidak terbukti," tegasnya.

Ia mengatakan, akan terlihat perbedaan apabila memang zat kimia dilepaskan dari pesawat. "Secara umum bahan-bahan kimia yang dilepaskan dengan sengaja memiliki jejak tidak setegas contrail, baik dari sebaran dan warna," ungkap Ismanto.
Melansir pemberitaan surya.co.id tanggal 15 Juli 2011, teori chemtrail sudah ada sejak tahun 1996.

Sama seperti di Indonesia, di berbagai belahan dunia, jejak asap di langit dari pesawat kerap dihubungkan dengan teori chemtrail.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas