Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Misteri Asal-usul Belati Meteorit Bergagang Emas Milik Firaun Terkuak, Sudah Ada Sebelum Zaman Besi

Belati ini pertama kali ditemukan ketika arkeolog memasuki ruang pemakaman Tutankhamun di Lembah Para Raja pada tahun 1920-an.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Misteri Asal-usul Belati Meteorit Bergagang Emas Milik Firaun Terkuak, Sudah Ada Sebelum Zaman Besi
T. Matsui et al./Meteorit. Planet. Sci.
Belati firaun Mesir Tutankhamun ( T. Matsui et al./Meteorit. Planet. Sci.) 

TRIBUNNEWS.COM -- Para ilmuwan akhirnya mengungkap misteri asal muasal dari belati besi milik firaun Mesir, Tutankhamun.

Belati yang diperkirakan berbahan dari besi meteorit ini telah 100 tahun diteliti sejak ditemukan.

Namun tidak banyak yang diketahui mengenai senjata tajam bergagang emas tersebut.

Para peneliti baru-baru ini melakukan pemindaian sinar-X pada belati besi Tutankhamun tersebut.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 3 Jan 1924 - Howard Carter Menemukan Peti Mati Emas Firaun Mesir Tutankhamun

Mereka ingin mengetahui bagaimana belati yang berasal dari meteorit itu dibuat.

Belati Tutankhamun sudah lama menjadi misteri.

Belati ini pertama kali ditemukan ketika arkeolog memasuki ruang pemakaman Tutankhamun di Lembah Para Raja pada tahun 1920-an.

Berita Rekomendasi

Mereka menemukan belati sepanjang 30 cm di antara kemewahan pemakaman Tutankhamun.

Baca juga: 3 Piramida di Dunia yang Tak Kalah Unik dari Piramida di Mesir

Namun seperti dikutip dari Gizmodo, Sabtu (19/2/2022) yang membuat arkeolog kebingungan saat itu adalah bilahnya terbuat dari besi.

Sementara Zaman Besi baru dimulai satu abad setelah kematiannya.

Hal tersebut membuat peneliti percaya, bahwa material yang digunakan untuk membuat belati berasal dari besi meteorit yang jatuh ke Bumi dan baru ditempa kemudian.

Tetapi pertanyaannya jenis meteorit apakah yang digunakan dan bagaimana itu ditempa?

"Untuk memahami pembuatan dan asal belati, kami melakukan analisis kimia dua dimensi non-kontak dan non-destruktif dari belati," kata Tomoko Arai, peneliti dari Institut Teknologi Chiba di Jepang.

Baca juga: Tarik Wisatawan, Mesir Hadirkan Restoran Wisata Pertama di Kawasan Piramida Giza

Peneliti kemudian memetakan struktur unsur bilah dengan menyinari sinar-X di atasnya, mengungkapkan konsentrasi besi, nikel, mangan, dan kobalt.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas