Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terdampak Perang Rusia-Ukraina, Misi Peluncuran Roket Soyuz Dibatalkan

Sementara itu, NASA dan Roscosmos sama-sama menyatakan bahwa pengoperasian stasiun luar angkasa internasional tetap berjalan seperti biasanya.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Terdampak Perang Rusia-Ukraina, Misi Peluncuran Roket Soyuz Dibatalkan
AFP/HANDOUT
Ilustrasi: Foto handout ini diambil dan dirilis pada 5 Oktober 2021 oleh Badan Antariksa Rusia Roscosmos menunjukkan pesawat ruang angkasa Soyuz MS-19 Rusia meluncur ke ISS dari landasan peluncuran di kosmodrom Baikonur yang disewa Rusia di Kazakhstan. - Rusia pada 5 Oktober 2021 akan meluncurkan seorang aktris dan sutradara film ke luar angkasa dalam upaya untuk menjadikan Amerika Serikat sebagai film pertama yang mengorbit. (Photo by Handout / Russian Space Agency Roscosmos / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM -- Agresi militer Rusia ke Ukraina turut berdampak pada misi roket Soyuz.

Peluncuran roket Soyuz Rusia yang direncanakan pada 4 Maret 2022 untuk mengirimkan 36 satelit internet OneWeb ke orbit dibatalkan.

Melansir Space, Rabu (9/3/2022), misi peluncuran roket tersebut ke luar angkasa pun ikut terkena dampak invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan peluncuran ini ditunda tanpa batas waktu.

Konflik Rusia Ukraina dengan pecahnya perang setelah invasi Rusia ke Ukraina tersebut berdampak pada pembatalan peluncuran roket Soyuz ke luar angkasa.

Baca juga: Foto Satelit Tunjukkan Konvoi Militer Rusia Menuju Ibu Kota Ukraina

Pembatalan itu dilakukan setelah Rusia menuntut pemerintah Inggris, yang merupakan pendukung keuangan OneWEb, untuk melepaskan kepemilikannya di perusahaan dan menawarkan jaminan bahwa satelit tidak akan digunakan untuk keperluan militer.

OneWeb menanggapi dengan menarik personelnya dari Baikonur Cosmodrome yang dipimpin Rusia di Kazakhstan, tempat misi akan diluncurkan.

Badan antariksa federal Rusia Roscosmos juga telah menghentikan semua peluncuran Soyuz Rusia dari pelabuhan antariksa Eropa di Guyana, Perancis, yang dilakukan oleh penyedia peluncuran Perancis Arianespace.

Baca juga: Korea Utara Uji Coba Kamera untuk Satelit Mata-mata

BERITA REKOMENDASI

Badan antariksa Jerman DLR telah mematikan instrumen pemburu lubang hitam di satelit Rusia dan menghentikan kerja sama sains dengan Rusia.

Pejabat DLR menempatkan instrumen eROSITA dalam mode aman. Ini mengendarai satelit Rusia Spectrum-Roentgen-Gamma.

Sementara itu, NASA dan Roscosmos sama-sama menyatakan bahwa pengoperasian stasiun luar angkasa internasional tetap berjalan seperti biasanya.

Saat ini, stasiun tersebut menampung empat astronot Amerika bersama NASA, dua kosmonot Rusia, dan satu astronot Eropa.

Baca juga: 40 Satelit Milik SpaceX-nya Elon Musk Terbakar Badai Matahari, Berikut Penjelasannya

Awak baru Rusia yang terdiri dari tiga kosmonot akan diluncurkan ke stasiun luar angkasa pada akhir bulan ini, dengan astronot Amerika Mark Vande Hei dari NASA dan dua kosmonot Rusia untuk kembali ke Bumi dengan pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia.


Dampak Invasi Pada Misi Sains

Selain kegagalan peluncuranSoyuz, invasi Rusia juga memberi dampak meluas terhadap proyek dan misi sains di luar angkasa lainnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas