Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Varian Baru Covid-19, Benarkah XE Lebih Parah Ketimbang Varian Sebelumnya?

Subvarian BA.1 dan BA.2 Varian XE adalah rekombinan atau gabungan dari subvarian Omicron BA.1 dan BA.2, yang pertama kali teridentifikasi

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Varian Baru Covid-19, Benarkah XE Lebih Parah Ketimbang Varian Sebelumnya?
Peter PARKS / AFP
Ilustrasi: Seorang perawat (tengah) berjalan melalui pusat sementara untuk pasien yang didirikan di luar Caritas Medical Center di Hong Kong pada 16 Februari 2022, saat kota itu menghadapi gelombang virus corona Covid-19 terburuk hingga saat ini. 

TRIBUNNEWS.COM -- Ilmuwan telah menemukan varian virus corona baru.

Varian tersebut dinamakan XE dan telah diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Meski demikian varian XE belum diketahui tingkat keparahannya.

WHO mengatakan varian XE 10 persen lebih menular dibandingkan subvarian Omicron BA.2.

"Rekombinan diduga karena #SARSCoV2 tersebar luas di masyarakat dan banyak spesies hewan. Pengujian, pengawasan (termasuk ILI dan SARI), pengurutan serta data masih penting untuk memantau pandemi dan mengambil tindakan awal ketika varian baru muncul," cuit Kepala Ilmuwan di WHO Soumya Swaminathan, di akun Twitter-nya.

Baca juga: Sasar Penghuni Lapas, BIN Berkolaborasi Genjot Vaksinasi Covid-19 di Papua Barat

Dilansir dari Times of India, Kamis (7/4/2022) rekombinan virus adalah kombinasi dari dua strain yang sudah ada sebelumnya.

Dalam kasus virus corona, strain rekombinan berbagi materi genetik dari dua varian termasuk yang saat ini beredar, yaitu Omicron dan Delta.

Berita Rekomendasi

Lantaran varian Delta dan Omicron sangat mudah menular, maka para ahli di seluruh dunia masih mengawasi rekombinan virus yang muncul.

Baca juga: Permintaan Booster Meningkat Jelang Mudik, Sehari Bisa Capai 700 Ribu Suntikan Vaksin Covid-19

Fakta-fakta varian XE

1. Rekombinan

Subvarian BA.1 dan BA.2 Varian XE adalah rekombinan atau gabungan dari subvarian Omicron BA.1 dan BA.2, yang pertama kali teridentifikasi di Inggris pada 19 Januari 2022 lalu.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) melaporkan, saat ini setidaknya sudah ada 637 kasus XE yang telah dikonfirmasi di negaranya.


"Perkiraan awal menunjukkan tingkat penyebarannya di masyarakat hingga 10 persen dibandingkan dengan BA.2, namun, temuan ini memerlukan konfirmasi lebih lanjut," ungkap WHO.

Di sisi lain, Kepala Penasihat Medis UKHSA Susan Hopkins mengatakan, varian XE menunjukkan tingkat pertumbuhan yang bervariasi.

Baca juga: Bank Dunia Mengapresiasi Peran BUMN di Masa Pandemi Covid-19

Pihaknya pun belum bisa memberikan data lebih lengkap mengenai varian baru virus corona itu. Indikasi awal dari Inggris menunjukkan varian XE lebih menular daripada subvarian BA.2.

Hal ini dikarenakan banyaknya kasus XE yang mencapai 1 persen dari total kasus Covid-19 yang telah menjalani pengurutan genom di Inggris.

"Sejauh ini tidak ada cukup bukti untuk menarik kesimpulan mengenai tingkat penularan, keparahan atau efektivitas vaksin (terhadap varian XE)," jelasnya.

2. Gejala varian XE Sejauh ini, para ahli belum bisa memastikan terkait tingkat keparahan varian rekombinasi.

Mereka mencatat, sama seperti pada varian lainnya kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi maupun infeksi sebelumnya bisa menyebabkan gejala yang bervariasi.

Artinya, gejala infeksi virus bisa ringan untuk beberapa orang, dan bisa parah untuk orang lain.
Namun, gejala Covid-19 yang paling umum dan harus diwaspadai di antaranya:

* Demam

* Sakit atau gatal di tenggorokan

* Batuk

* Pilek

* Bersin-bersin

* Kelelahan

* Nyeri di tubuh

* Muncul ruam dan perubahan warna

* Adanya gangguan pencernaan

* Hilangnya penciuman dan perasa

Sementara gejala penyakit berat akibat infeksi Covid-19 termasuk sesak napas, jantung berdebar-debar, nyeri dada, kadar oksigen dalam darah rendah.

3. Belum ditemukan di Indonesia

Mengutip pemberitaan Kompas.com, Kamis (7/4/2022) Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, menyatakan bahwa varian XE belum ditemukan di Indonesia.

Akan tetapi, Nadia memastikan Kemenkes akan terus mewaspadai keberadaan varian yang merupakan kombinasi dari subvarian Omicron BA.1 dan BA.2 tersebut.

"Kita waspada ya, karena kan baik BA.1, BA.2, dua-duanya sudah ada di Indonesia. Jadi varian XE itu bisa saja ada tapi sampai saat ini belum kita temukan," paparnya. (Zintan Prihatini/Bestari Kumala Dewi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Fakta Virus Corona Varian XE, Benarkah Lebih Menular?"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas